Suryadi _ Demonstrasi Kontekstual 1.4.a.6 _ CGP angkatan 6
Calon Guru Profesional Calon Guru Profesional
1.1K subscribers
109 views
0

 Published On Oct 23, 2022

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompoknya, dengan karakter yang lebih kuat.
(Gossen, 2004)

Segitiga restitusi merupakan tahapan tindakan yang dilakukan guru untuk membawa siswa menaati "Keyakinan Kelas" yang telah ditetapkan, mengakui secara sadar dan terbuka ketika melakukan kesalahan serta merasakan kenyamanan ketika sudah berperilaku jujur.

Tahapan segitiga restitusi :
1. Menstabilkan identitas
2. Memvalidasi tindakan yang salah
3. Menanyakan keyakinan

Skenario Kasus 1
Saat jam pergantian kelas, Maulana memukul temannya karena tidak senang saat diminta untuk mengembalikan barang yang dia pinjam dengan nada tinggi. Sebagai guru, saya harus menyelesaikan masalah tersebut dengan baik menggunakan Segitiga Restitusi.
Maulana : “Assalamualaikum.”
Pak Suryadi : “Waalaikumsalam, silahkan Maulana masuk.”
“Selamat siang Maulana.”
Maulana : “Selamat siang Pak.”
Pak Suryadi : “Kamu sudah mengetahui, kenapa pak Yadi memanggil kemari?”
Maulana : “Saya tahu pak, karena saya telah membuat Azam menangis.”
Pak Suryadi : “Kenapa kamu membuat Azzam menangis, Maulana?”
Maulana : “Karena saya telah meminjam pensil warnanya dan saya tidak mengembalikannya, dan dia membentak saya di depan teman-teman saya. Saya malu dan marah pak.”
Menstabilkan identitas :
Pak Suryadi : “Jadi, ketika Azzam membentak kamu lalu kamu membentak Azzam kembali.”
“Pak Yadi disini tidak mencari siapa yang benar dan siapa yang salah.”
“Karena, jika pa Yadi di posisi kamu. Dibentak dan dimarahi di depan teman-teman pasti pa Yadi merasa malu.”
Memvalidasi tindakan yang salah :
Pak Suryadi : “Nah, Maulana kamu tahu apalagi kesalahan kamu?”
Maulana : “Kenapa dia tidak berbicara baik-baik, malah membentak saya.”
Pak Suryadi : “Selanjutnya, selain kamu tadi membentak-bentak. Apakah kamu bisa menceritakan kronologisnya secara lengkap? Supaya pa Yadi mengetahui permasalahannya.”
Maulana : “Dia membentak saya pak di depan teman-teman saya, saya malu dan marah. Saya membentak-bentaknya dan bahkan memukulnya.”
“Kenapa dia tidak berbicara dengan baik-baik.”


Pak Suryadi : “Pak Yadi paham kamu melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan.”
“Pak Yadi paham, kamu pasti punya alasan tersendiri.”
“Coba bisa ceritakan ke pa Yadi, kenapa kamu tidak mengembalikan alat tulis tersebut?”
Maulana : “Saya ingin mengembalikannya pak, tetapi alat tulisnya sudah hilang dan saya tidak memiliki uang untuk membelinya kembali.”
Pak Suryadi : “Sekarang pak Yadi paham.”
“Apakah kamu mengetahui, tindakan memukul Azzam itu adalah tindakan yang baik?”
Maulana : “Tidak pak, seharusnya saya melaporkannya ke bapak, sebelum saya bertindak sendiri.”
Menanyakan Keyakinan :
Pak Suryadi : “Okey, sekarang kita kembali ke keyakinan kelas kita.”
“Menurut Maulana, apa keyakinan kelas yang Maulana ketahui tentang permasalahan ini?”
Maulana : “Saya mengetahui pak keyakinan kelas kita, wajib mengembalikan barang yang telah kita pinjam.”
Pak Suryadi : “Nah, bagus kamu sudah mengetahuinya.”
“Apakah kamu mengetahui apa dampak yang kamu lakukan dari tindakan keyakinan kelas kamu.”
Maulana : “Saya tahu pak, akan merugikan orang lain.”
Pak Suryadi : “Nah, sekarang kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?”
Maulana : “Saya akan meminta maaf kepada Azzam dan saya berusaha mencari pinjaman uang untuk menggantikan alat tulis Azzam pak.”
Pak Suryadi : “Kira-kira kapan kamu bisa mengembalikannya?”
Maulana : “Saya berjanji akan mengembalikannya minggu depan pak.”
Pak Suryadi : “Sekarang kamu boleh kembali ke kelas dan dilanjutkan istirahatnya.”
Maulana : “Baik pak.”


Skenario Kasus 2
Maulana adalah anak yang pintar, tetapi selalu melanggar aturan berpakaian di sekolah. Sebagai seorang guru saya harus menyelesaikan masalah ini dengan segitiga restitusi. Saya memanggil Maulana ke ruangan saat jam istirahat.
Maulana : “Assalamualaikum, pak.”
Pak Suryadi : “Waalaikumsalam, silahkan masuk Maulana.”
“Maulana, kamu mengetahui kenapa pak Yadi memanggil kemari?”
Maulana : “Tidak tahu pak”
Pak Suryadi : “Kira-kira bisa kamu bayangkan apa kesalahan kamu hari ini?”
Maulana : “Oh iya pak, saya memakai sepatu berwarna merah dan tidak memakai kacu.”
Pak Suryadi : “Ya betul.”
“Jadi, Maulana sudah mengetahui bahwa hari ini memakai sepatu berwarna merah dan tidak memakai kacu.”
“Menurut Maulana perbuatan itu salah atau benar?”
Maulana : “Menurut saya salah pak.”
Pak Suryadi : “Kenapa?”
Maulana : “Karena, tidak menaati peraturan sekolah.”
Menstabilkan identitas :
Pak Suryadi : “Ya bagus. Jadi, melakukan kesalahan itu adalah hal yang wajar.”
“Sama, pak Yadi juga pernah melakukan kesalahan, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan.”
“Tetapi menjadi tidak wajar jika kesalahan tersebut dilakukan berulang dan dengan sengaja.”
“Bapak bukan ingin mencari tahu siapa yang salah, ataupun siapa yang benar.”
“Pak, Yadi ingin membantu Maulana untuk menyelesaikan masalah.”

show more

Share/Embed