PARUNGSARI...
Parung berarti jurang, lembah, atau sungai dangkal dengan banyak bebatuan. Sari adalah indah, atau inti dari sesuatu. Sari juga sering dikonotasikan dengan bunga. Parungsari bisa dimaknai sebagai jurang atau lembah atau sungai dangkal yang dipenuhi dengan keindahan. Keris dengan dhapur Parungsari juga mengajarkan kepada kita untuk tidak terlena dengan keindahan. Karena di balik keindahan sari atau bunga, ada parung atau jurang yang mungkin berbahaya bagi kita.

Parungsari juga mengajarkan kepada kita akan dualitas, bahwa pasangan sejati atas keindahan adalah ketidakindahan. Suka-duka, baik-buruk, jauh-dekat, takut-berani, banyak-sedikit dan segala dualitas lainnya adalah keniscayaan dalam hidup dan kehidupan. Namun hal yang terpenting dari dualitas tersebut adalah cara kita menerimanya. Manusia cenderung menerima hal-hal yang dianggap baik dalam hidupnya, dan tidak menerima atau menolak hal-hal yang dianggap tidak baik bagi dirinya. Tidak mau menerima musibah, tidak suka menerima kegagalan, dan sejenisnya. Padahal itulah sejatinya hidup, yang berisi suka-duka dan segenap dualitas lainnya. Apapun pilihan sikap kita, tidak akan merubah kejadiannya. Dan kita tidak punya kuasa untuk membuat sesuatu terjadi atau tidak terjadi sekehendak kita.

Dengan demikian, pilihan terbijak adalah untuk menerima hidup apa adanya secara utuh, bukan setengahnya atau separonya saja. Menerima yang dianggap baik dan tidak menerima yang dianggap tidak baik. Kita sering lupa bahwa baik dan tidak baik hanyalah persepsi belaka. Itu adalah penilaian subjektif kita terhadap sesuatu. Padahal, segala sesuatu yang terjadi dan datang pada diri kita adalah netral. Kita lah yang memberi makna atas hal itu. Terserah kita akan memberi makna apa atas hal tersebut.

Keris Parungsari mengajarkan kepada kita bahwa di segala arah jurang atau lembah, kita dapat melihat keindahan bunga. Maknanya adalah, kita selalu dapat memberi makna positif atas segala sesuatu. Kita selalu dapat menemukan keindahan, hikmah, pelajaran dari segala yang terjadi atau datang pada diri dan hidup kita. Karena hidup adalah tentang makna, bukan tentang bentuk