KERIS STORY #16 - JARAN GUYANG... BUKAN JARAN GOYANG
Keris Story Keris Story
653 subscribers
435 views
0

 Published On Aug 25, 2022

Guyang adalah Bahasa Jawa yang berarti memandikan. Jaran adalah Kuda. Sehingga Jaran Guyang bisa dimaknai sebagai kuda yang dimandikan. Kuda memiliki makna atau konotasi yang mewakili makna jantan, liar, cepat, dan kuat. Setiap diri kita memiliki sisi maskulinitas, sisi liar yang susah untuk dijinakkan. Sedangkan guyang atau mandi memiliki makna membersihkan diri dari kekotoran.

Keris dengan Jaran Guyang mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mengguyang atau memandikan residu energi negatif yang ada pada diri kita. Sisi liar yang kita miliki adalah pikiran negatif atau pikiran buruk, prasangka atau praduga, serta ucapan kita yang terkadang lepas kontrol atau tidak kita saring terlebih dahulu sebelum kita ucapkan. Kesadaran yang kita jaga senantiasa, adalah wujud kita mengguyang atau memandikan atau membersihkan pikiran dan mulut kita. Kedua hal tersebut, pikiran dan ucapan kita terkadang meluncur sangat cepat dalam bentuk spontanitas atau reflek. Dan jika kita tidak menyaringnya dengan bijak, terkadang akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

Rasa negatif berupa penyakit hati, seperti iri, dengki, amarah, cemburu, sedih, kecewa, dan rasa-rasa negatif yang lain juga harus sesering mungkin kita guyang, kita mandikan atau kita bersihkan melalui praktik kontemplasi diri (ibadah, meditasi, perenungan, atau praktik serupa lainnya). Air juga dipakai oleh semua agama samawi sebagai simbol menyucikan diri sebelum menjalankan ritual ibadah. Dengan mandi, cuci muka, wudlu, melukat, atau praktik ritual keagamaan lainnya juga merupakan sarana untuk membasuh residu energi negatif yang ada pada diri kita.

Jaran Guyang sering disalahucapkan sebagai Jaran Goyang (bergoyang, berdansa, menari), serta sering dikaitkan dengan praktik ilmu pengasihan, ilmu pellet dan sejenisnya.

show more

Share/Embed