YANG NYARIS PUNAH DI TEPI CISADANE : TEHYAN
TheStory TheStory
4.96K subscribers
1,979 views
0

 Published On Jan 16, 2023

TEHYAN adalah alat musik yang terbuat dari kayu dengan tabung resonansi dari batok kelapa yang dilengkapi senar, menghasilkan nada-nada tinggi yang khas dan biasa dimainkan bersama alat musik lainnya dalam sebuah orkes gambang  di acara-acara pesta pernikahan, perayaan dll.

Alat musik tradisional etnis Tionghoa ini masuk Indonesia pada abad ke-18, berawal dari kepopuleran gambang kromong di kalangan masyarakat di Batavia pada masa Kapitein der Chineezen Nie Hoe Kong (tahun 1736-1740) menjelang terjadinya tragedi pembantaian Angke (Kali Merah) tahun 1740. Kepopulerannya saat itu menyebar di kalangan masyarakat Betawi dan kalangan  etnis peranakan Tionghoa di area Benteng (Tangerang), Buitenzorg (Bogor), Bekassie (Bekasi)

Tapi kini TEHYAN nyaris punah.  Diusia tuanya, Mpe Goyong (Oen Sin Yong) master TEHYAN dari tepian sungai Cisadane harus rela menjadi pemulung untuk hidup demi mempertahankan kesenian tradisional unik warisan nenek moyang ratusan tahun ini di tepi Cisadane.

Akankah ia menjadi orang terakhir yang memainkan TEHYAN ?

- TheStory -
selalu menginspirasi


“ ALMOST EXTINCT ON THE EDGE OF CISADANE;  TEHYAN “

TEHYAN is a musical instrument made of wood with a resonant tube from coconut shells equipped with strings, producing distinctive high notes and is usually played with other musical instruments in a xylophone orchestra at weddings, celebrations etc.

This ethnic Chinese traditional musical instrument entered Indonesia in the 18th century, originating from the popularity of the Gambang Kromong among the people in Batavia during the Kapitein der Chineezen Nie Hoe Kong period (1736-1740) before the tragedy of the Angke (Kali Merah) massacre in 1740.  Its popularity at that time spread among the Betawi community and ethnic Chinese descendants in the Benteng (Tangerang), Buitenzorg (Bogor), Bekassie (Bekasi) areas.

But now TEHYAN is almost extinct.  In his old age, Mpe Goyong (Oen Sin Yong), a TEHYAN master from the banks of the Cisadane river, must be willing to become a scavenger to live in order to maintain this unique traditional art inherited from hundreds of years of ancestors on the banks of Cisadane.

Will he be the last person to play TEHYAN ?

   - TheStory -
always inspiring

#documentary #cinabenteng #documentary #tangerang

show more

Share/Embed