Mbak Rima, salah satu tokoh masyarakat di Boyolali, Jawa Tengah berdiskusi tentang keris warisan dari almarhum ayahnya. Keris dengan dapur Jangkung Segara Winotan menjadi topik bahasan diskusi.

Jangkung bermakna mencapai cita-cita atau harapan. Segara bermakna lautan. Winotan berasal dari kata wot, yang bermakna jembatan. Segara Winotan berarti lautan yang diberi jembatan. Jangkung Segara Winotan bermakna jembatan yang dibangun di atas lautan, untuk mencapai tujuan.

Keris Jangkung Segara Winotan mengingatkan kita akan kisah Ramayana, dimana Sri Rama dengan dibantu Hanoman dan pasukan kera, membangun jembatan dari bibir pantai, menyeberangi sampai negeri Alengka, untuk membebaskan Shinta dari tawanan Rahwana. Istilah lautan akan ku sebrangi, gunung pun akan kudaki, hanya untuk berjumpa denganmu… dengan sangat pas disimbolkan oleh keris dengan dapur Jangkung Segara Winotan tersebut.

Mbak Rima juga berdiskusi tentang salah kaprah atas keris. Tentang bagaimana memandang keris yang banyak menerima stigma negatif di masyarakat. Selain itu, perbedaan pembuatan keris oleh Empu pada zaman dahulu dengan keris karya modern saat ini, apakah ada perbedaan dalam cara pembuatannya.

Apakah keris menjadi dominasi cowok atau laki-laki saja? Ternyata ada patrem, cundrik dan tusuk konde dan bebera jenis tosan aji lain yang dipakai dan dimiliki oleh wanita. Mbak Rima juga menanyakan tentang cara merawat keris, tentang keris yang bisa berdiri serta ketertarikan mbak Rima untuk membuat film tentang keris.