Ulbah bin Zaid, Sahabat Nabi Yang Mengguncangkan 'Arsy Allah
Tinta Mahabbah Tinta Mahabbah
719K subscribers
940,517 views
0

 Published On Nov 1, 2021

Sahabat Nabi yang fakir, dan sedekahnya mampu menggetarkan Arsy Allah Subhanahu wa ta'ala.

Pada bulan Sya’ban di tahun 9 Hijriyah, ketika itu musim paceklik sedang melanda kota Madinah dan sekitarnya, angin di musim itu juga membawa hawa panas, debu-debu beterbangan mengotori atap-atap dan halaman rumah penduduk kota Madinah. Di musim panas seperti itu biasanya penduduk kota Madinah lebih suka menetap di rumah, atau tinggal di kebun-kebun mereka sambil memetik kurma yang segar, karena pohon kurma berbuahnya justru pada musim panas. Akan tetapi kondisi politik Islam pada saat itu keadaannya sangat luar biasa, yang diakibatkan dari dampak kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh pasukan Islam terutama setelah Fathul Makkah dan perang Hunain. Disamping itu juga setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirimkan surat kepada seluruh raja di dunia ini, mengajak untuk masuk Islam atau harus membayar jizyah.

Hal ini semakin menambah panas keadaan. Karena pada saat itu tersebar berita bahwa bangsa Romawi yang merupakan bangsa dan kerajaan terkuat dan tebesar pada masa itu, sedang melakukan persiapan besar-besaran akibat ketidakpuasan mereka akan hasil Perang Mu’tah yang mana pasukan Islam yang jumlahnya hanya 3000 pasukan berhasil mengalahkan 200.000 pasukan gabungan Romawi dan beberapa kabilah yang musyrik. Kasak-kusuk pun merebak di kalangan kaum muslimin akan adanya pembalasan dari pasukan Romawi yang akan menyerang daerah yang telah dikuasai kaum muslimin dan bahkan menuju kota Madinah. Disinilah letak kisah seorang sahabat Ulbah bin Zaid, dia diselipkan oleh catatan sejarah didalam peperangan Tabuk yang nantinya perang ini merupakan peperangan terbesar antara kaum muslimin dengan kaisar Romawi. Tidak biasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan secara langsung akan kemana tujuan peperangannya, biasanya kalau berperang ke arah timur maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada sahabatnya tentang arah barat dan seterusnya. Akan tetapi keberangkatan perang kali ini sangat jelas tujuannya yaitu Tabuk, suatu daerah yang sangat jauh bagi bangsa Arab untuk ditempuh ketika itu. Coba lihat apa yang dilakukan oleh orang-orang munafiq pada saat itu, mereka merasa bimbang, gelisah, dan gundah karena membayangkan perjalanan yang sangat jauh. Diantara mereka saling mengatakan seharusnya keberangkatan tidak pada musim panas ini, maka Allah Subhanahu wata'ala menurunkan ayat yang berkaitan dengan mereka :

وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ

“…dan berkatalah orang-orang munafiq: ‘janganlah pergi berperang di musim panas ini’. Katakanlah (ya Muhammad) api neraka jahannam lebih panas, jika saja mereka mau mengerti ” (QS. At Taubah 81)

Suatu kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ingin menguji salah seorang dari mereka yaitu Jaad bin Qois, beliau bersabda,“wahai Jaad, bagaimana menurutmu jika kita pergi berperang melawan Bani Ashfar (orang romawi)..?”, Dia pun menjawab,” Izinkanlah aku untuk tidak berangkat perang dan jangan jatuhkan aku ke dalam fitnah (ujian). Demi Allah ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kaumku sangat tahu bahwa aku adalah orang yang paling mudah tergoda dengan wanita diantara mereka. Dan aku takut kalau nantinya aku melihat wanita romawi aku tidak tahan.., aku tidak bisa menahan nafsuku..” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berpaling dan berkata, “engkau aku izinkan untuk tidak berperang wahai Jaad..”

#kisahsahabatnabi
#kisahislami
#tintamahabbah

show more

Share/Embed