FESTUNRA 2, FK METRA KAB SEMARANG 2021- BERDAMPINGAN DENGAN CORONA( KETOPRAK BAGHASRI BUANA BHAKTI)
FK Metra Kabupaten Semarang FK Metra Kabupaten Semarang
463 subscribers
167 views
0

 Published On Nov 19, 2021

SINOPSIS "
"BERDAMPINGAN DENGAN CORONA "KETOPRAK BAGHASRI BUANA BHAKTI-KEC. BERGAS
Kawasan Candi Ngempon, adalah sebuah satuan ruang geografis yang terletak di Kelurahan Ngempon Di kawasan ini, kita dapat menyaksikan peninggalan adiluhung berupa bangunan candi yang berdiri megah nan kokoh dilengkapi sebuah petirtan yang memancarkan keheningan dan keteduhan jiwa. Candi Ngempon tak lepas dari nama besar Kerajaan “Medang” yang pernah berkuasa di Pulau Jawa. Dari sinilah “Legenda Candi Ngempon“ berawal. Konon pada sekitar abad VIII – X Masehi, di Pulau Jawa pernah berdiri sebuah kerajaan besar bernama “Medang”. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja “Sanjaya” namanya. Seiring berjalannya waktu, kerajaan yang semula hidup aman tentram, mulai diganggu dengan munculnya pemberontakan dan serangan dari luar kerajaan yang ingin merebut wilayah kekuasaan. Sampai akhirnya terjadilah perang yang membuat raja dan seluruh penghuni kerajaan harus melarikan diri keluar dari istana Dalam pelariannya, Sang Raja didampingi oleh para punggawa atau sering disebut Acharyya. Dikisahkan untuk menghindari kejaran musuh, rombongan harus melakukan perjalanan yang sangat jauh, bersembunyi dari satu tempat ke tempat lain. Berbagai rintangan dan halangan mereka temui, dari ancaman binatang buas, wabah penyakit dan masih banyak lagi. Namun, karena didorong oleh tekat yang kuat untuk mengabdikan diri pada Sang raja, mereka tetap bertahan untuk memberikan yang terbaik. Haripun silih berganti, tibalah rombongan disebuah tempat yang berhawa sejuk dengan pemandangan menawan. Tempat ini dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan besar dan sumber mata air nan jernih. Namun, tidak demikian dengan Sanjaya, ia justru duduk menyepi sambil bersemadi memohon pada Sang Hyang Widi agar diberikan petunjuk. Setelah beberapa lama, Sanjayapun bangun dari semadi dan memerintahkan rombongan untuk mendirikan tenda. Sebagai bentuk ketaatan dan penyerahan diri kepada Sang Hyang Widi, didirikan pula bangunan suci. Minggu berganti bulan, bahkan bulanpun berganti tahun hingga akhirnya berdirilah bangunan suci , berupa candi dan petirtaan(=kolam tempat bersuci). . Waktu terus berjalan, hingga pada suatu malam, melalui perjalanan batinnya, Sanjaya mendapat petunjuk dari Sang Hyang Widi untuk melanjutkan ke arah Selatan. Keesokan harinya, Sanjayapun mengumpulkan seluruh pengikutnya, dimulai dengan pelaksanaan upacara agung dan ketika tiba waktunya memberikan petuah tanpa buang waktu Sanjaya menyampaikan petunjuk yang didapat dari Sang Hyang Widi kepada para pengikutnya. Mendengar ucapan junjungannya, tidak sedikit dari pengikut Sanjaya yang meneteskan airmata. Mereka tidak ingin berpisah dengan Raja, mereka ingin selalu mengabdikan diri sampai ajal menjemput. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara Sanjaya yang terdengar penuh wibawa . Wahai, para pengikut setiaku, sebelum aku meninggalkan kalian ada hal yang ingin ku sampaikan, sebagai pengingat dan sebagai wasilah dariku tempat ini aku beri nama “Ngempon”, yang berasal dari kata “impun” dalam bahasa Jawa Kuno berarti himpun ato kumpul, karena atas kehendak Sang Hyang Widi, ditempat inilah kita bisa menghimpun diri menemukan kembali ketenangan hidup baik lahir maupun batin yang telah dirampas oleh musuh-musuh kita. Dengan suara bergetar dan sedikit melemah, Sanjaya berkata “Malam ini, sebelum pergi aku ingin membersihkan diri dengan berendam di petirtaan, istirahatlah kalian”. Dengan langkah berat, semua yang hadir meninggalkan Sang Raja. Betapa terkejutnya mereka, ketika esok harinya dilihatnya air patirtan tampak begitu jernih , namun sudah tak dilihatnya lagi sosok Sang Raja yang dicintai.
Berdampingan dengan Corona
Waspada, Jangan Lengah, Corona Masih Ada !

Pisowanan membahas tentang ketentraman dan kedamaian kerajaan, namun kenyataan ysng terjadi diseluruh muka bumi terjadi bencana atau pageblug yang tak terhindarkan yait Virus Covid 19 atau Corona.
Raja Sanjaya menyampaikan perintah kepada penasehat dan para kawula tentang pencegahan penyakit yang disebut Covid 19 atau Corona, diantaranya 5M yaitu
1. Mencuci tangan
2. Memakai masker
3. Menjaga jarak
4. Menjauhi kerumunan
5. Mengurangi mobilitas
Yang tidak kalah pentingnya mengajak masyarakat untuk vaksin dan tetap jaga protokol kesehatan.
Terjadi pro kontra antara raja dan kawula, terjadilah perdebatan, dan pemberontakan.
Akhir cerita rakyat menyadari apa yang disampaikan Raja Sanjaya benar, maka para kawula semua melakukan apa yang telah diperintahkan Raja yaitu “Protokol Kesehatan Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum untuk Pencegahan dan Pengendalian COVID-19”
Rasa ucap syukur dan kegembiraan para kawula harus hidup berdampingan dengan Virus Covid 19 atau Corona yang sedang melanda dan melaksanakan kegiatan masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

#festivalpertunjukanrakyat 2021
#festunra2
#senipertunjukanrakyat
#diseminasiinformasi
#fkmetrakabupatensemarang
#diskominfokabupatensemarang
#posisi
#portalseniserasi

show more

Share/Embed