Istri dan putra Putri Khr As'ad
Ash Shofwah Group Tour And Travel Ash Shofwah Group Tour And Travel
4.83K subscribers
229,501 views
0

 Published On Jun 20, 2021

Kiai As'ad lahir di Syi'ib Ali, Mekah pada tahun 1897 M/1315 H. Beliau merupakan anak pertama dari pasangan Raden Ibrahim dan Siti Maimunah, keduanya berasal dari Pamekasan, Madura. Beliau mempunyai adik bernama Abdurrahman. KH. R. As'ad Syamsul Arifin dilahirkan di perkampungan Syi'ib Ali, dekat Masjidil Haram, Makkah, ketika kedua orang tuanya menunaikan ibadah haji dan bermukim di sana untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman. KH. R. As'ad Syamsul Arifin masih memiliki darah bangsawan dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Raden Ibrahim (yang kemudian lebih dikenal dengan nama K.H. Syamsul Arifin) adalah keturunan Sunan Ampel dari jalur sang ayah. Sedangkan dari pihak ibu masih memiliki garis keturunan dari Pangeran Ketandur, cucu Sunan Kudus.

Pada usia enam tahun, KH. R. As'ad Syamsul Arifin dibawa orang tuanya pulang ke Pamekasan dan tinggal di Pondok Pesantren Kembang Kuning, Pamekasan, Madura. Sedangkan adiknya, Abdurrahman, yang masih berusia empat tahun dititipkan kepada Nyai Salhah, saudara sepupu ibunya yang masih bermukim di Makkah. Setelah lima tahun tinggal di Pamekasan, KH. R. As'ad Syamsul Arifin diajak ayahnya untuk pindah ke Asembagus, Situbondo, yang pada saat itu masih berupa hutan belantara yang terkenal angker dan dihuni oleh banyak binatang buas dan makhluk halus. Kiai As'ad diajak ayahnya pindah ke pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam di sana.Kiai As'ad lahir di Syi'ib Ali, Mekah pada tahun 1897 M/1315 H. Beliau merupakan anak pertama dari pasangan Raden Ibrahim dan Siti Maimunah, keduanya berasal dari Pamekasan, Madura. Beliau mempunyai adik bernama Abdurrahman. KH. R. As'ad Syamsul Arifin dilahirkan di perkampungan Syi'ib Ali, dekat Masjidil Haram, Makkah, ketika kedua orang tuanya menunaikan ibadah haji dan bermukim di sana untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman. KH. R. As'ad Syamsul Arifin masih memiliki darah bangsawan dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Raden Ibrahim (yang kemudian lebih dikenal dengan nama K.H. Syamsul Arifin) adalah keturunan Sunan Ampel dari jalur sang ayah. Sedangkan dari pihak ibu masih memiliki garis keturunan dari Pangeran Ketandur, cucu Sunan Kudus.

Pada usia enam tahun, KH. R. As'ad Syamsul Arifin dibawa orang tuanya pulang ke Pamekasan dan tinggal di Pondok Pesantren Kembang Kuning, Pamekasan, Madura. Sedangkan adiknya, Abdurrahman, yang masih berusia empat tahun dititipkan kepada Nyai Salhah, saudara sepupu ibunya yang masih bermukim di Makkah. Setelah lima tahun tinggal di Pamekasan, KH. R. As'ad Syamsul Arifin diajak ayahnya untuk pindah ke Asembagus, Situbondo, yang pada saat itu masih berupa hutan belantara yang terkenal angker dan dihuni oleh banyak binatang buas dan makhluk halus. Kiai As'ad diajak ayahnya pindah ke pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam di sana.

Riwayat Keluarga
Ketika beliau mengajar di pesantren milik ayahnya tahun 1938 M Kiai As’ad menikah dengan gadis Banyuanyar, Pamekasan, bernama Tuhfa putri dari KH Abdul Majid pernikahan ini hanya berselang dua tahun dan dikaruniai satu anak (meninggal). Tahun 1940 Kiai As’ad menikah lagi dengan seorang gadis bernama Zubaidah dan dikaruniai 9 orang anak daintaranya:
1. Zainiyah
2. Nur Syarifah
3. Nafi’ah
4. R. Aini
5. Mukarromah
6. Makkiyah
7. R. Nasihin
8. Isyaiyah
9. KH. R. FawaidRiwayat Keluarga
Ketika beliau mengajar di pesantren milik ayahnya tahun 1938 M Kiai As’ad menikah dengan gadis Banyuanyar, Pamekasan, bernama Tuhfa putri dari KH Abdul Majid pernikahan ini hanya berselang dua tahun dan dikaruniai satu anak (meninggal). Tahun 1940 Kiai As’ad menikah lagi dengan seorang gadis bernama Zubaidah dan dikaruniai 9 orang anak daintaranya:
1. Zainiyah
2. Nur Syarifah
3. Nafi’ah
4. R. Aini
5. Mukarromah
6. Makkiyah
7. R. Nasihin
8. Isyaiyah
9. KH. R. Fawaid

Preferensi
https://www.laduni.id/post/amp/45646/...

show more

Share/Embed