Visualisasi "Lindu Gedhe" Yogyakarta M 7.8, Senin 10/6/1867 | by IndoQuake
IndoQuake IndoQuake
7.26K subscribers
15,705 views
263

 Published On Feb 18, 2024

Gempa Bumi Jawa 1867, juga dikenal sebagai Gempa bumi Jawa 1867, terjadi pada tanggal 10 Juni 1867 di Pulau Jawa, Indonesia dengan kekuatan 7.8 Magnitude. Gempa ini merupakan salah satu gempa bumi paling merusak yang pernah tercatat di Pulau Jawa.
Berdasarkan laporan dari zaman kolonial, terutama dari Dr. S.W. Visser (1922) dan artikel di Koran De Locomotief, yang mengutip Majalah Geomagz milik Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tercatat bahwa pada tanggal 10 Juni 1867, Jogja mengalami gempa dahsyat. Laporan tersebut menggambarkan gempa Jogja 1867 sebagai salah satu bencana gempa darat terbesar sejak abad ke-17. Kejadian tersebut terjadi pukul 04.25 WIB dan ditandai dengan dua hentakan dahsyat. Hentakan pertama mengakibatkan guncangan bumi selama 8 detik, diikuti oleh periode hening selama sekitar 2 detik, kemudian diikuti dengan hentakan yang jauh lebih kuat selama 70 detik. Intensitas guncangan tersebut bahkan dirasakan dalam radius 500 km dari pusat gempa. Gempa dengan kekuatan 7,8 SR ini menyebabkan kerusakan parah di Jogja, dengan sekitar 500 jiwa dilaporkan meninggal dunia.

Selain itu, pasar, Keraton, dan Candi Prambanan juga mengalami kerusakan serius. Sebagian besar korban tewas dilaporkan berasal dari 'Pasar Gedeh', yang sekarang dikenal sebagai Pasar Legi di Kota Gede. Kantor pos dan motel tempat peristirahatan Sultan juga rusak parah. Dalam laporannya, Dr. S.W Visser menyimpulkan bahwa sumber gempa Jogja 1867 berada di sepanjang arah barat daya-timur laut, dekat aliran Sungai Opak atau sesuai dengan lokasi patahan Opak. Gempa ini juga menyebabkan banyak rekahan di permukaan tanah di wilayah selatan Jogja, Bantul, hingga Klaten di Jawa Tengah. Beberapa rekahan bahkan mengeluarkan semburan pasir dari dalam tanah, menunjukkan kemungkinan terjadinya proses likuifaksi.

show more

Share/Embed