Petilasan Pertapaan Pringgondani di Tawangmangu: Sejumlah Tokoh Pernah ke Sini, Ramai Jelang Pemilu
Tribun Solo Official Tribun Solo Official
338K subscribers
37,105 views
256

 Published On Premiered Jun 14, 2022

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUN-VIDEO.COM - Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dikenal memiliki berbagai macam tempat wisata menarik.

Baik wisata alam, tirta, buatan hingga wisata rohani.

Salah satunya yakni wisata rohani Petilasan Pertapaan Pringgodani.

Lokasi wisata satu ini berada di Kelurahan Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar atau tepatnya di kawasan Perhutani.

Meski berada di tengah hutan atau berada di sisi barat lereng Gunung Lawu, tempat ini menjadi incaran para wisatawan.

Baik dari pengunjung yang berdomisili di Solo Raya maupun warga dari luar jawa.

Bahkan, lokasi tersebut juga pernah di datangi oleh tokoh-tokoh baik di lingkungan daerah hingga tokoh nasional.

Salah satu warga sepuh yang tinggal selama puluhan tahun, Harno mengatakan, sejumlah tokoh yang datang seperti Wiranto, Gur Dur (Abdurahman Wahid).

Kemudian, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Selain itu, ada Hatta Rajasa, Aulia Pohan, serta Antasari Ashar.

Pria berusia 60 tahun itu menuturkan, saat menjabat Wali Kota Solo, Presiden Joko Widodo pun juga pernah datang ke Petilasan Pertapaan Pringgodani.

Petilasan yang terletak pada ketinggian 1.300 mdpl itu, biasanya ramai dikunjungi jelang pemilihan umum.

Di mana para Caleg hingga Cakada atau Cawakada mulai berdatangan ke lokasi tersebut.

Harno menjelaskan, para calon itu berbondong-bondong untuk memperkuat ilmu batin di sana.

Banyak pengunjung yang datang ke lokasi tersebut untuk melakukan bertapa atau intropeksi diri.

Diketahui, Pringgondani berasal dari kata "pring" (bambu), "nggon" (tempat), dan "dani" (memperbaiki).

Pria yang akrab disapa Mbah Harno mengatakan, Pertapaan Pringgodani merupakan lokasi untuk melakukan prihatin dan menenangkan diri bagi kepercayaan kejawen.

Mbah Harno menjelaskan, banyak orang yang mengaku sebagai juru kunci di lokasi wisata rohani itu.

Namun, pihaknya membantah keras jika terdapat juru kunci di lokasi Petilasan Pertapaan Pringgodani.

Para pengunjung biasanya memanjatkan permohonan sesuai dengan cara dan kepercayaan masing-masing di lokasi itu.

Puncak ritual di Pertapaan Pringgodani adalah mandi di tujuh pancuran alami yang airnya memancar dari tebing.

Lokasinya yang terletak di ketinggian yang cukup ekstrem, maka hawa dingin memang sering membuat tubuh ikut menurun drastis.

Untuk mencapai lokasi tersebut pengunjung diharuskan berjalan di tangga menuju lokasi.

Bagi yang baru pertama kali mendaki, waktu yang dibutuhkan untuk melintas tangga tersebut mencapai 1 jam 30 menit.

Sedangkan untuk yang sudah terbiasa, pendaki cukup membutuhkan waktu sekitar 40 menit ke lokasi.

Pasalnya, jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Oleh karena itu, warga sekitar menyediakan lahan parkir untuk pengunjung.

Dimana, masing-masing Rp 5 ribu untuk sepeda motor dan Rp 10 ribu untuk mobil.

Selain itu, pengunjung akan ditarik tiket retribusi sebesar Rp 20 ribu per orang.

Mbah Harno menyampaikan, setiap malam Selasa Kliwon, ada 'Upacara Adat Mondosiyo' yang menjadi salah satu tradisi masyarakat di lereng Gunung Lawu.

Upacara tersebut diadakan dengan harapan, agar masyarakat selalu merasa aman, mendapat rezeki, dan berkah.

(Tribun-Video.com/TribunSolo.com)

show more

Share/Embed