INGIN BUB4RK4N DPR? R3VOLU5I! - MUSIK KRITIK (KOMPILASI SUBGENRE METAL)
MUSIK KRITIK MUSIK KRITIK
4.33K subscribers
940 views
50

 Published On Sep 3, 2024

Subscribe juga channel back up kami berikut ini:    • SERET JOKOWI KE PENJARA I ERVIC MUSIC...  
-----------------------------------------
Dengan mendengarkan lagu-lagu di channel ini, kita akan mengetahui kondisi aktual dunia politik, ekonomi, sosial, budaya dan internasional. Semoga bermanfaat.
-------------------------------------------
#jokowi #presiden #indonesia #korupsi #kolusi #Nepotisme #opini #berita #politik #musik #rock #hardrock #lagu #metal #heavymetal #alternativerock #indierock #slowrock #sweetrock #pop #thrashmetal
-------------------------------------------
SUBGENRE METAL PLAYLIST:

1. GOTHIC METAL [ 00:09 ]
2. PROGRESSIVE METAL [ 03:43 ]
3. INDUSTRIAL METAL [ 07:45 ]
4. NU METAL [ 11:51 ]
--------------------------------------------
Ingin Bubarkan DPR? Revolusi

Ide Lirik: M Rizal Fadillah
Aransemen: MUSIK KRITIK

Di atas kursi-kursi megah itu,
Mereka duduk, berbicara seremonial.
Gaya hidup hedonis, jauh dari rakyat,
Saat harga naik, hidup semakin berat.

Pajak mendera, PHK merajalela,
Segala solusi harus bayar mahal.
DPR jadi boneka, tak berdaya,
Hanya mengabdi pada kekuasaan yang fana.

(Chorus)
Ingin bubarkan DPR? Revolusi!
Runtuhkan semua, demi kebebasan sejati.
Pengkhianatan mereka tak bisa dimaafkan,
Revolusi jadi jalan pembebasan.

Di bawah bendera pragmatisme,
Korupsi, komisi, hanya untung sendiri.
Legislasi omong kosong, narasi kosong,
Rakyat menjerit, tapi suara mereka hilang.

Mereka yang kaya, berkuasa,
Masuk ke gedung dengan harga tinggi.
Rakyat miskin, tak punya tempat di sana,
Hanya jadi penonton dalam sandiwara.

(Chorus)
Ingin bubarkan DPR? Revolusi!
Hancurkan semuanya, bangun lagi dari hati.
Dewan Perwakilan Rezim, Dewan Penindas Rakyat,
Saatnya kita berteriak, revolusi memanggil.

Dari Amerika ke Prancis, Rusia hingga Iran,
Revolusi menggulingkan, membawa perubahan.
Indonesia pernah merasakan, kekuatan rakyat bangkit,
Kini saatnya lagi, berjuang dengan semangat baru.

(Chorus)
Ingin bubarkan DPR? Revolusi!
Runtuhkan semua, demi kebebasan sejati.
Pengkhianatan mereka tak bisa dimaafkan,
Revolusi jadi jalan pembebasan.

(Outro)
Mulailah diskursus, tentang perubahan nyata,
Jangan hanya berkhayal, jangan cuma berkata.
Revolusi adalah pilihan, untuk masa depan,
Hapuskan dogma, dan bentuk kembali harapan.

Revolusi untuk DPR, demi rakyat dan keadilan,
Bersama kita bisa, wujudkan perubahan!
--------------------------------------------------------------------------
Ide lirik dari tulisan ini:

Ingin Bubarkan DPR? Ya Revolusi

Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan

KEKECEWAAN atas peran partai politik yang tidak menjadi alat perjuangan rakyat berimbas pada fungsi DPR yang mandul, seremonial dan banyak gaya ketimbang kerja. Gaya hidup hedonis di tengah rakyat yang semakin sulit untuk hidup. Harga melambung, pajak mendera dan phk meningkat. Segala penyelesaian harus pakai uang.

DPR tidak mampu menjadi pengawas efektif bagi pemerintah, budgeting berbau komisi bahkan korupsi, fungsi legislasi membaguskan narasi tapi buruk aspirasi. Mengabdi pada kepentingan pragmatis. Rakyat tidak merasakan sentuhan kerja nyata DPR. Pelesetan bagi DPR adalah Dewan Perwakilan Rezim bahkan Dewan Penindas Rakyat.

Untuk menjadi anggota DPR harus berbiaya tinggi. Miskin tak mungkin. Akibatnya muncul spirit bagaimana mengembalikan "political cost" yang tinggi tersebut. Jadilah DPR sebagai institusi kerja, dagang atau usaha. Diisi oleh mereka yang kaya, pengusaha atau anak-anak pejabat negara. Istri juga ada. Wajar jika kesehariannya tidak berada pada ruang masyarakat bawah.

Kekecewaan rakyat menimbulkan pengkritisan pada keburukan sistem pemilu, budaya otorirarian partai politik, cuanisme, maupun oligarki. Muncul celetukan sudah bubarkan saja DPR toh negara tidak akan bubar tanpa DPR, ada pula pernyataan perlunya berpolitik tanpa partai politik, ataupula ganti DPR dengan syuro. Mulai muncul berbagai fikiran nakal yang membuli kesakralan DPR.

Semestinya pengambil kebijakan sadar akan kekecewaan tersebut lalu melakukan upaya perbaikan. Akan tetapi hal itu tidak mudah bahkan cenderung normatif. Prakteknya justru menganggap saatnya untuk
menikmati "hasil berjuang" selama ini. DPR menjadi tempat yang nikmat untuk bersenang-senang dan masuk dalam komunitas borjuasi.

Secara hukum membubarkan DPR seperti juga membangun negara tanpa partai tentu tidak bisa. Hukum tatanegara mengakui eksistensi "lembaga demokrasi" ini. Jadi, jika rakyat ingin membubarkan jalan satu-satunya adalah revolusi. Revolusi akan mampu membongkar akar formalisme dan dogmatisme hukum. Kekuasaan otoriter yang memperalat DPR dan partai politik biasanya diruntuhkan dengan jalan politik Revolusi.

Selengkapnya: https://fnn.co.id/post/ingin-bubarkan...
--------------------------------------------------------------------------------------
‪@musikkritik‬

show more

Share/Embed