PASUKAN BERANI M4T1 BISA PICU R3VOLU51 - MUSIK KRITIK (KOMPILASI SUBGENRE METAL)
MUSIK KRITIK MUSIK KRITIK
4.33K subscribers
967 views
46

 Published On Premiered Sep 7, 2024

Subscribe juga channel back up kami berikut ini:    • SERET JOKOWI KE PENJARA I ERVIC MUSIC...  
---------------------------------------
Dengan mendengarkan lagu-lagu di channel ini, kita akan mengetahui kondisi aktual dunia politik, ekonomi, sosial, budaya dan internasional. Semoga bermanfaat.
-------------------------------------------
#jokowi #presiden #indonesia #korupsi #kolusi #nepotisme #opini #berita #politik #musik #rock #hardrock #lagu #metal #heavymetal #alternativerock #indierock #slowrock #sweetrock #pop #thrashmetal #indonesiametal #rockindonesia #metalindonesia #indonesiarock
------------------------------------------
SUBGENRE METAL PLAYLIST:

1. DEATHCORE [ 00:09 ]
2. BLACK METAL [ 03:13 ]
3. HEAVY METAL [ 06:32 ]
4. DEATH METAL [ 09:52 ]
------------------------------------------
Pasukan Berani Mati Bisa Picu Revolusi

Ide Lirik: Damai Hari Lubis
Aransemen: MUSIK KRITIK

Di tengah hiruk pikuk negeri,
Ada suara menggema,
Sukodigdo di balik layar,
“Bela Jokowi Sampai Mati” seruannya.

Dari seluruh penjuru tanah air,
20 ribu pasukan siap terjun,
Izin dari aparat katanya telah digenggam,
Apel akbar, ancaman makin mendalam.

Chorus:
Pasukan berani mati, bisa picu revolusi,
Di balik pernyataan penuh kontroversi,
Kekacauan, ancaman di depan mata,
Jokowi harus waspada, jaga stabilitas negara.

Kritik tajam kepada PDIP,
Jokowi dituding berkhianat,
Pernyataan Sukodigdo subjektif,
Tanpa data, fakta, penuh keraguan.

Kehadiran apel akbar,
Pro-kontra di masyarakat,
Potensi kekacauan tinggi,
Jokowi harus cermat, jangan sampai terjerat.

Chorus:
Pasukan berani mati, bisa piicu revolusi,
Di balik pernyataan penuh kontroversi,
Kekacauan, ancaman di depan mata,
Jokowi harus waspada, jaga stabilitas negara.

Jangan biarkan keadaan darurat,
Menghalangi pelantikan Prabowo,
Langkah tegas harus diambil,
Agar keamanan tetap terjaga.

Ketegasan Megawati, menolak penundaan,
Jokowi harus ambil sikap,
Instruksi Kapolri, cabut izin keramaian,
Larangan apel akbar, jaga ketertiban.

Jika langkah ini tak diambil,
Publik akan menilai buruk,
Perpanjang jabatan jadi tiga periode,
Walau Megawati menolak keras.

Apabila kekacauan merebak,
Revolusi sosial bisa pecah,
Tanggung jawab besar,
Di pundak Jokowi dan pejabat yang terlibat.

Chorus:
Pasukan berani mati, bisa picu revolusi,
Di balik pernyataan penuh kontroversi,
Kekacauan, ancaman di depan mata,
Jokowi harus waspada, jaga stabilitas negara.

Apakah ini skenario konspirasi?
Atau hanya fenomena politik?
Tindakan tegas diperlukan,
Agar keamanan dan stabilitas negara tetap terjaga.
----------------------------------------------------------------------------------
Ide lirik dari tulisan ini:

Pasukan Berani Mati: Ancaman Politik yang Dapat Memicu Revolusi Sosial

Oleh Damai Hari Lubis, Kepala Bidang Hukum & HAM DPP KWRI (Komite Wartawan Reformasi Indonesia) dan Sekretaris Dewan Kehormatan DPP KAI (Kongres Advokat Indonesia)

Adalah wajar jika Koordinator Apel Akbar “Bela Jokowi Sampai Mati,” Sukodigdo, diduga sebagai “orang dekat” atau pendukung fanatik Jokowi. Hal ini terlihat dari narasi pernyataannya yang secara terang-terangan menyampaikan kritik negatif terhadap partai tempat Jokowi pernah bernaung, PDIP, yang merupakan fakta umum di kalangan publik. Jokowi dituding berkhianat setelah diusung dan berhasil mencapai jabatan Presiden RI selama dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024, sesuai batasan konstitusi.

Alasan Sukodigdo yang menyatakan:

1. Akan menurunkan 20 ribu pasukan berani mati dari seluruh wilayah RI.
2. Telah mengantongi izin dari pihak aparat terkait agenda apel akbar.
3. Apel akbar digelar karena adanya situasi yang tidak kondusif yang disebabkan oleh orang-orang terdekat Jokowi yang ingin memperburuk keadaan bangsa.
4. Orang-orang terdekat Jokowi merasa sakit hati karena kalah di Pilpres 2024 dan terus memprovokasi rakyat.

Secara hukum, pernyataan Sukodigdo ini bersifat subjektif dan tidak didukung oleh data empiris. Substansi permasalahan sebenarnya adalah urusan internal partai yang melibatkan eks anggota partai (Jokowi dan Gibran) dengan PDIP.

Kehadiran apel akbar ini dikhawatirkan dapat memprovokasi masyarakat akibat adanya konflik kepentingan. Jika agenda ini terus dilanjutkan, dikhawatirkan situasi bisa menjadi semakin memanas, memicu pro-kontra baik di dalam partai maupun di kalangan masyarakat umum, hingga menimbulkan risiko tinggi terjadinya kekacauan (chaos) di negara ini.

Jika kekacauan benar-benar terjadi, situasi ini dapat memberikan alasan bagi Jokowi untuk menetapkan keadaan darurat, yang dapat menggagalkan pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024.

Selengkapnya: https://fusilatnews.com/pasukan-beran...
-------------------------------------------------------
‪@musikkritik‬

show more

Share/Embed