Amar putra penambang pasir, penderita STENOSIS LARYNGOTRACEA
Untuk Teman Indonesia Untuk Teman Indonesia
734 subscribers
55 views
0

 Published On Jul 18, 2020

Amar pernah mendengar bisikan sang ibu dimana saat itu tubuhnya lemah dan tubuhnya di pasang ventilator sampai 10 kali. Nadi Amar tetap tidak terasa dan semua dokter sudah berkata ia tidak akan selamat.
Saat ibunya berbisik " nak jika ini jalan menuju surga ibu iklas, tapi teruslah berjuang sak pol e kemampuanmu nak ntuk bertahan" setelah mendengar bisikan itu tengah malam denyut nadi Amar terdengar lagi dan Amar kembali membaik.
Kejadian itu yang membuat orang tua Amar semangat menjemput kesembuhan Amar.

Faqih Amar Maulana biasa di panggil Amar dia putra dari seorang penambang pasir. Nama ayahnya Suratman dan ibu Slamet Rahayu. Untuk menambah pendapatan keluarga, ibu Amar mengumpulkan rupiah dari jasa menjahit. Selain Amar, ada 4 anak lain yang harus dinafkahi. Usia Amar saat ini kurang lebih 1 tahun namun di usianya yg cukup kecil Amar sudah mendapat ujian dari Tuhan.

Amar terlahir sehat dan lucu, saat itu dia sudah mampu tengkurap. Namun tiba - tiba ia muntah - muntah tubuhnya lemas susah bernapas serta pandangannya kosong, lidahnya tertekuk diatas ketika ayah dan ibu memanggilnya Amar tidak merespon. Dengan berbagai pemeriksaan Amar didiagnosa Stenosis laryngotracea dan Amar dioperasi pemasangan traceostomi pada tanggal 13 Agustus 2019. Ia tidak terdaftar sebagai peserta BPJS karena itu orangtuanya menjual kedua motornya untuk biaya rumah sakit.

Sakit ini membuat tubuhnya menjadi lemas dan tumbuh kembangnya menjadi kembali seperti bayi baru lahir, sekarang Amar hanya mampu berbaring. Ia harus dijaga bergantian selama 24 jam oleh ayah dan ibunya. Pernah suatu ketika ayah dan ibunya ketiduran dan kanulnya tanpa sadar copot dan menyebabkan Amar masuk ke PICU kembali.
Kini penyakit Amar sering kambuh terkadang nafasnya menjadi sesak, jika sudah penyedotan lendirnya dengan alat nebu harus dilakuka. Jika kondisi tidak ditangani, maka saturasi oksigen bisa turun dan membahayakan jiwa Amar kecil.

Ia sering mengunjungi RS Sardjito untuk kontrol rutin THT, neuro dan Tumbuh Kembang, ia juga melakukan perawatan traceastomi setiap 4 bulan sekali. Orangtuanya setiap hari harus membelikan ia alat - alat kesehatan seperti kassa, obat nebu, selang section. Ditambah susu khusus dan diapres.

Ayahnya menanggung semua biaya kesehatan sendirian karena dia tidak memiliki BPJS, Ayahnya terkadang takut pengobatan Amar tidak mampu berlanjut dimana dengan penghasilan sekitar 3.000.000 perbulan untuk biaya pengobatan Amar dan biaya sekolah ke 4 anaknya sangatlah kurang. Seandainya pengobatan ini terhenti maka tubuh Amar bisa lumpuh selamanya serta Amar bisa kehilangan nyawanya.

Bantu Amar dan orang tuanya yang selalu memohon untuk di berikan kesembuhan yang sempurna, menjadi anak yang sholeh, serta berguna untuk orangtua di dunia dan akhirat. Aamiin.

show more

Share/Embed