Memendet adalah pementasan tari pendet yang biasanya dilakukan di tempat suci atau pura. Memendet juga dikenal sebagai ngayah pendet.
Memendet merupakan rangkaian upacara yang dipersembahkan di halaman pura beberapa menit setelah katuran piodalan. Tarian ini awalnya berbentuk tarian sakral untuk upacara, kemudian dikembangkan menjadi tari pendet seperti sekarang ini.

Memendet yang dilakukan krama istri maupun sekehe teruni di areal Madia Mandala Pura Desa Puseh Desa Adat Kwanji di Bakti Penganyaran III siang ini dimulai dengan ngaturang ayaban sodan tumpeng solas meulam bebek dan Prani dimulai pukul 08.00 pagi tanggal 5 oktober 2024 yang dipuput olih Ida Pandita Mpu Triadnyana Parama Santika Griya Agung Pasek Giri Buwana Sari Banjar Ubung, Kemudian ilen ilen penyucian dan pembersihan sarana dan pelinggih di semua areal Pura Desa Puseh Desa Adat Kwanji Sempidi, dilakukan persembahyangan bersama krama lanang istri, prawartaka karya dan semua yag hadir baru kemudian dilakukan acara memendet bakti pengayaran III, yang mana memendet kali ini dilakukan 1 kali pependetan.

Gerakan memendet merupakan gerak bagian pertama pada tari rejang renteng.
Tarian pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangku pria dan wanita, dewasa maupun gadis.
Memendet memiliki makna sebagai media penghubung dan mendekatan diri kepada Sang pencipta (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) Sebagai simbul mensucikan dan kebebasan dari hal buruk (negatif).

Tari Pendet Memendak merupakan tarian yang dipentaskan dalam upacara Dewa Yadnya. Tarian ini memiliki beberapa makna, yaitu:
Ungkapan rasa syukur, bahagia, dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Pengikat solidaritas sosial masyarakat Desa Adat Kwanji Sempidi
Tari Pendet sendiri memiliki makna sebagai bentuk rasa syukur kepada dewa atas segala karunia yang diberikan. Tarian ini juga mengandung unsur penghormatan terhadap dewa.
Tari Pendet memiliki ciri khas, yaitu lirikan mata penari. Selain itu, tari ini juga memiliki gerakan ngiler, yaitu gerakan atau lirikan mata yang berputar