Dari album pertama bertajuk "Biar Kasihmu Pergi", penyanyi INUNG BASUKI, bakat menyanyinya ditemukan oleh Nomo Koeswoyo yang melihatnya beberapa kali pertunjukannya di TVRI Jogyakarta dan di Hotel Ambarukmo saat masih menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta.

Kehadirannya dimasa era tahun 80 an adalah masa-masa sukses pria kelahiran kota Malang. Bernyanyi sambil bermain Gitar dan Harmonika adalah sisi kehebatannya sehingga mengingatkan kita pada sosok Bob Dylan. si wajah Flamboyan ' Inung Basuki' selalu membuat para gadis dibuat gemas dan betah berlama-lama hanya melihat lebih dekat wajahnya dari pada mendengarkan lagu2 dari Bob Dylan dan Louis Amstrong yang didendangkannya. Kehadirannya di album perdananya 'Biar Kasihmu Pergi ciptannya sendiri adalah awal tapaknya pada musik pop Indonesia dengan membawa pencerahan tentang kritik sosial dan lingkungan yang dirasakan masyarakat betapa pentingnya melestarikan alam dan isi bumi.

Pemunculannya di Album ke 2, Inung sepertinya dipaksakan untuk hadir sebagai orang lain dengan mengandalkan lagu 'seri' yang pernah dinyanyikan Endang S Taurina lewat lagu Jawaban Hati Selembut Salju ciptaan Harry Toos, namun Inung tetap utuh menjadi diri sendiri menorehkan separoh lagu ciptaannya dialbum ini al: "Biar Kasihmu Pergi", "Selamat Tinggal Kawan", "Nasehat Buat Orang Tua", "Jalan Hidupku". Selebihnya Ikang Fawzi menyertakan lagunya "Menanti Suatu Saat" yang kemudian Ikang Fawzy sendiri baru meremake ulang pd tahun 1984 dialbum 'Selamat Malam'. Pencipta lagu Dorie Kalmas pun tak ketinggalan menyumbangkan lagunya "Untukmu Gadis Marini'. album ini tedengar variatif dari album sebelumnya.