MODEL ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI ERA 4.0 DI DESA BUKIAN, PAYANGAN, GIANYAR, BALI
I Wayan Suky Luxiana, S.T.,M.T. I Wayan Suky Luxiana, S.T.,M.T.
189 subscribers
7,865 views
42

 Published On Jul 6, 2022

IaArsitektur tradisional Bali adalah microkosmos dari alam raya sebagai makrokosmos. Arsitektur tradisional merupakan sebagai wadah untuk membina dan menempatkan manusia secara individu maupun kelompok agar selaras dengan alam semesta. Arsitektur tradisional Bali merupakan seni rancang bangun di Bali yang mengedepankan budaya atau kebiasaaan yang ada di Bali.
Di Era 4.0 ini arsitektur telah dipengaruhi oleh banyak sisi arsitektur di Dunia karena pengaruh pesat pariwisata di Bali yang membawa pengaruh bukan hanya dari segi budaya tapi ke segi arsitektur.
Pandemi Covid-19 telah melanda kita selama 3 tahun yang telah berdampak kepada semua lini kehidupan terutama dalam pariwisata di Bali. Banyaknya fasilitas pariwisata yang tidak terurus atau terbengkalai. Bali hanya mendapat harapan dari tamu lokal, yang masih mencintai keharifan lokal.
Sekarang di Bali sudah dibentuknya POKDARWIS atau Kelompok Sadar Wisata melalui kelompok inilah ditekankan untuk mengembangkan Pariwisata dengan membangun fasilitas pariwisata mengedepankan Arsitektur tradisional Bali. Pariwisata yang kita kembangkan harus berwawasan Ekowisata dengan Budaya lokal setempat.
Arsitektur tradisional Bali semakin tersisih di tempat kelahirannya sendiri. Di Era 4.0 ini perlu pengembangan wilayah dengan mengedepankan arsitektur tradisional Bali sehingga warisan budaya kita tidak punah. Penerapan Arsitektur tradisional Bali di Era 4.0 ini dimulai dengan memilih lahan pekarangan yang tepat. Jika arsitektur tradisional Bali tidak sepenuhya dapat diterapkan karena keterbatasan lahan, bisa diterapkan beberapa saja sesuai dengan kapasitas lahan. Setelah memilih lahan kemudian dilanjutkan membuat sanggaran tempat untuk menaruh Banten Pejati, dilanjutkan dengan nyakap karang.
Pada proses pembangunan didahului dengan nasarin atau membuat dasar setelah bangunan selesai dilanjutkan dengan ngulapin dan ngebuin.
Pengaruh dari perubahan Arsitektur tidak mudah untuk dipahami bila kita tidak dibekali terlebih dahulu tentang “Ilmu
Arsitektur” yang menjelaskan tata kelola arsitektur yang baik antara lain: komponen yang terlibat dalam mengelola arsitektur, hubungan timbal balik manusia dengan arsitektur atau lingkungannya, konsep arsitektur dan dampak hasil kegiatan manusia dalam menerapkan arsitektur dan model tata Kelola arsitektur.
Dengan perkembangan teknologi memunculkan bentuk-bentuk dan konsep baru pada bangunan pariwisata di Bali. Pada arsitektur tradisional Bali 4.0 dengan kemajuan teknologi bisa digunakan perubahan bentuk pada bangunan tetapi tetapi tetap mempertahankan ke khasan dari arsitektur tradisional Bali itu sendiri. Arsitektur tradisional Bali di Era 4.0 diartikan bagaimana Perkembangan arsitektur di Bali memasuki Era Digital 4.0. Di dalam layout nantinya akan disajikan Arsitektur Tradisional Bali secara lengkap dan didalamnya terdapat penerapan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna baik dari kelengkapan tata letak, bentuk bangunan dan konsep sesuai dengan situasi kondisi dari lahan pekarangan tersebut agar lebih fleksibel.
Arsitektur Tradisional Bali Era 4.0. mengambil konsep ilmu ekologi yaitu suatu istilah dari Bahasa Yunani yaitu
‘oikos’ artinya Rumah dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Secara harfiah ilmu ekologi ialah ilmu yang mempelajari tentang Tata Rumah manusia.
Konsep hidup di Bali adalah berkelompok, tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari kelompok-kelompok lain. Setiap kelompok di kepalai oleh kepala keluarga, Konsep kekeluargaan masih sangat erat karena diikat oleh natah untuk berinteraksi.
#rumahadatsuky #arsitekturtradisionalbaliera4.0

BUKU ARSITEKTUR
https://drive.google.com/file/d/10dB3...
https://drive.google.com/file/d/1_aIR...

show more

Share/Embed