Pasar Triwindu location maps :
https://maps.app.goo.gl/C9214zZ2wVHVY...

========================
Triwindu Ngarsopuro Market is a market for antiques, imitations and special spare parts (klithikan) in the city of Surakarta.
This market was built to the south of the Mangkunegaran Palace complex, precisely on the east side of the boulevard which leads to the palace gate. Administratively, it is located in the Keprabon sub-district area, Banjarsari District, Surakarta City. It is called Triwindu because it was built in 1939 by KGPAA Mangkunegara VII as a commemoration of 24 years (three windu) of his reign.
On July 5 2008, this market was restored and a new building was created which was adapted to Solo's cultural architecture. The market was made into two floors, so that the stalls which were originally packed together became a bit loose. So, this market has a large yard for parking. This large parking area is often used for arts and culture activities, both at local, national and international levels.
Since being restored to a magnificent state, this market has changed its name to Windujenar Market by the local city government. In fact, referring to the historical side of the market, it was to commemorate KGPAA Mangkunegara VII who had reigned for 24 years or the term is triwindu. Finally, on June 17 2011 the name of this market was returned to its historical aspect, namely Triwindu Market.
----------------------------------------------------
Pasar Triwindu Ngarsopuro adalah pasar barang-barang antik, tiruannya, serta onderdil khusus (klithikan) yang berada di Kota Surakarta.
Pasar ini dibangun di selatan kompleks Istana Mangkunegaran, tepatnya di sisi timur boulevard yang mengarah ke gapura istana. Secara administratif berada di wilayah kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Disebut Triwindu karena dibangun pada tahun 1939 oleh KGPAA Mangkunegara VII sebagai peringatan 24 tahun (tiga windu) masa pemerintahannya.
Pada 5 Juli 2008, pasar ini dipugar dan dibuat bangunan baru yang disesuaikan dengan arsitektur budaya Solo. Pasar itu dibuat menjadi dua lantai, sehingga kios-kios yang awalnya berhimpitan menjadi agak longgar. Sehingga, pasar ini menjadi memiliki halaman yang luas untuk parkir. Di area parkir yang luas ini sering digunakan sebagai kegiatan seni budaya, baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Semenjak dipugar menjadi megah, pasar ini berubah namanya menjadi Pasar Windujenar oleh Pemkot setempat. Padahal, merujuk pada sisi sejarah berdirinya pasar tersebut adalah untuk memperingati KGPAA Mangkunegara VII yang telah bertahta selama 24 tahun atau istilahnya adalah triwindu. Akhirnya, pada 17 Juni 2011 nama pasar ini dikembalikan sesuai aspek historisnya, yaitu Pasar Triwindu.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar...
#jawatengah
#pasartriwindu
#kotasolo
#wisatadisolo
#jawatengahindonesia