Ini Dia, Kamp Tawanan Terbesar di Batavia
Bagus Priyana Magelang Bagus Priyana Magelang
12.7K subscribers
69,921 views
585

 Published On Apr 18, 2021

Kedatangan Jepang pada 1942 dan kekalahan Belanda menyisakan orang-orang Belanda yang masih tinggal di Indonesia, kerana pada saat itu perlu waktu yang relatif lama untuk mengadakan perjalanan kembali ke Belanda menggunakan kapal laut.

Pasukan Jepang kemudian membuat kamp-kamp tawanan untuk orang-orang Belanda yang masih tersisa tersebut. Rakyat Indonesia yang biasanya harus hormat kepada orang-orang kulit putih itu, melihat secara langsung bagaimana mereka dibawa dan dimasukan kedalam kamp-kamp tanpa adanya perlakuan khusus apapun.

Kamp interniran atau interneringskamp ini dibedakan antara kamp laki-laki dan perempuan serta anak-anak. Beberapa kamp interniran di Jakarta kala itu adalah kamp Cideng, sisa-sisa beberapa barak kamp tersebut masih bisa dijumpai hingga sekarang, diantaranya kampung Makassar, Kramat Raden Saleh, penjara Salemba, penjara Bukit Duri, penjara Glodok, Petekoan dan Jatinegara. Tempat penampungan kuli-kuli kontrak di Sluiweg (kini Matraman) yang berisi tak kurang dari tiga ribu tawanan laki-laki Belanda dari berbagai tempat di Batavia. Jumlahnya makin membengkak ketika September 1944 ditempatkan pula para wanita dan anak-anak. Ketika September 1945, setelah Jepang tekuk lutut, tentara sekutu menemukan 1.900 tawanan Belanda dalam keadaan menyedihkan.

show more

Share/Embed