Deklarasi Sekolah Ramah Anak MI Perwanida Blitar 2019
MI PERWANIDA BLITAR MI PERWANIDA BLITAR
3.65K subscribers
1,762 views
311

 Published On Nov 12, 2019

MI Perwanida Blitar (MIDA) mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak (SRA) pada hari Kamis, 7 November 2019 dengan mengambil lokasi di Taman Kota Kebonrojo Kota Blitar. Deklarasi tersebut ditandai dengan seremonial dan pengucapan deklarasi oleh seluruh peserta didik serta penandatanganan deklarasi oleh Drs. H. Solekan, M. Ag. selaku kepala Kementerian Agama Kota Blitar, Ketua Yayasan Bhakti Perwanida, perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB ( DP3AP2KB ), perwakilan dari komite sekolah, Kepala MI Perwanida, paguyuban wali siswa, perwakilan guru dan karyawan sekolah. Selain itu juga dilaksanakan pelepasan dua ekor burung dara oleh Kepala Kementerian Agama Kota Blitar dan ketua Yayasan Bhakti Perwanida.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk realisasi dari program menuju Sekolah Ramah Anak (SRA). Yang mana Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab dengan prinsip utama adalah non diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Dalam hal ini, MIDA melakukan sebuah upaya untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak dalam bidang pendidikan.

Pelaksanaan seremonial deklarasi SRA tersebut dikemas sekaligus dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw, Meneladani Nabi Menjadi Insan Berkhlakul Islami. Acara diawali dengan pembukaan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan-sambutan, pengucapan dan penandatanganan deklarasi, dolanan tradisional,berdoa sebelum makan, cuci tangan, kenduri bersama, senam germas, literasi, simulasi tanggap gempa, shalawatan, dan menyanyikan lagu tak gentar.

H. Ni'mad Arifa menuturkan bahwa dengan satu hari belajar di luar kelas dapat memberikan kebahagiaan dan suasana gembira bagi peserta didik. Harapannya, sekolah dapat memberikan tempat belajar yang kondusif, bersih, nyaman,aman, menyenangkan, tidak ada kekerasan, tidak ada diskriminasi maupun bullying. Jadi di sekolah tidak ada peserta didik yang terlihat murung, ketakutan, tidak percaya diri, dan menyendiri.

"Penting sekali bagi sebuah sekolah untuk menjadi sekolah yang ramah anak karena dari sekolah yang seperti ini akan terbentuk generasi harapan Indonesia yang berkarakter dan berakhlak baik. " terang H. Ni'mad Arifa.

show more

Share/Embed