GUNUNGAN
Kraton Jogja Kraton Jogja
180K subscribers
31,711 views
0

 Published On Aug 5, 2018

Gunungan yang biasa disaksikan pada saat Garebeg sejatinya merupakan perlambang sedekah raja. Sedekah yang dibagikan terdiri atas berbagai hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung sebagai wujud kekuatan dan lambang doa. Perwujudannya juga dapat diartikan sebagai lambang kesuburan karena terdapat Gunungan Kakung dan Gunungan Putri. Pada masa pra-Islam, tradisi ini sudah berlangsung di Jawa dengan nama Upacara Rajaweda. Pada masa Kerajaan Demak, tradisi ini tetap dilestarikan dengan beberapa penyesuaian. Hingga kini Keraton Yogyakarta tetap meneruskan tradisi ini untuk memperingati Idul Fitri (Garebeg Sawal), Idul Adha (Garebeg Besar), dan Maulid Nabi (Garebeg Mulud). Merupakan bukti kebijaksanaan leluhur yang mengajarkan agama tanpa menghilangkan budaya sebelumnya.
...
The Gunungan that is commonly seen during Hajad Dalem Garebeg is actually the symbol of a king’s charity. The charity includes many crops and livestock products which are arranged in the shape of a mountain as the symbol of strength and prayers. This embodiment can also be interpreted as the symbol of fertility, because there are male and female-shaped of gunungans. During pre-Islamic times, this tradition was held in Java with the name Rajaweda Ceremony. In the times of Demak Kingdom, this tradition was still preserved with couple of adjustments. Until today, Keraton Yogyakarta still holds the tradition to commemorate Eidl Fitri (Garebeg Sawal), Eidl Adha (Garebeg Besar), and Maulid Nabi (Garebeg Mulud). Indeed, it proofs our ancestors’ wisdom who taught religion without abandoning past customs.

show more

Share/Embed