MELIMPAH SAAT MUSIMNYA, "LAOR" CACING LAUT BERPROTEIN TINGGI DI MALUKU
Asian Survivor Asian Survivor
461K subscribers
9,263 views
54

 Published On May 12, 2020

Cacing Laor ini ada yang berwarna merah, kuning, hitam, biru dan coklat dengan ukuran beragam. Ada yang berukuran 3 cm, 5 cm hingga sekitar 30 cm bahkan lebih.

Cacing laor ini merupakan cacing laut (Polychaeta, Annelida). Bahkan juga ada budaya di Maluku yang dikenal dengan budaya timba laor (timba = ambil; laor = cacing wawo), cacing ini juga biasa dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di Kepulauan Maluku.

Salah satu ilmuwan Indonesia yang melakukan penelitian tentang laor di Maluku adalah Joko Pamungkas. Beliau mempublikasikan penelitiannya dengan judul “Species richness and macronutrient content of wawo worms (Polychaeta, Annelida) from Ambonese waters, Maluku, Indonesia”.

Joko mengatakan berdasarkan analis proksimat yang dilakukannya, cacing laut atau polychaeta kaya protein, namun hingga kini hanya orang Maluku yang banyak memanfaatkannya sebagai lauk.

"Biasanya orang Maluku mengenal panen laor dengan timba laor, pada dua hari sesudah purnama. Untuk di Pulau Ambon sendiri, kita bisa menemukannya di Desa Alang, Liliboi, Latuhalat, Hutumuri dan beberapa kawasan lainnya," kata Joko.

show more

Share/Embed