Saya Dulu Pernah Berzina, Apakah Benar Wanita Pezina Hanya Untuk Laki laki Pezina ?
Syiarku Islam Syiarku Islam
78.5K subscribers
478,278 views
7.7K

 Published On Apr 12, 2018

Ayat 3
الزَّانِي لَا يَنْكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.” (QS. An-Nuur: 3)



Maksud Ayat
Syaikh As-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa inilah ayat yang menunjukkan jeleknya zina. Zina itu menjatuhkan kehormaan pelakunya, juga menjatuhkan kehormatan orang-orang terdekatnya. Ayat ini menunjukkan bahwa laki-laki pezina hanya mendapatkan perempuan pezina, ia sesuai dengan kondisi pasangannya atau ia dijodohkan dengan orang yang berbuat syirik pada Allah yang tidak beriman pada hari pembalasan (hari kiamat) dan tidak konsekuen dengan aturan Allah. Perempuan pezina pun demikian dipasangkan dengan yang setipe dengannya, yaitu dengan laki-laki pezina atau laki-laki musyrik.

Ini adalah dalil tegas—sebagaimana dikatakan oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di—mengenai keharaman nikah seorang pezina sampai ia bertaubat. Dalil ini pun menunjukkan bahwa pezina tidaklah beriman ketika ia berzina. Sebagaimana hal ini juga ditegaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ يَزْنِى الزَّانِى حِينَ يَزْنِى وَهْوَ مُؤْمِنٌ

“Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina.” (HR. Bukhari, no. 2475 dan Muslim, no. 57). Lihat bahasan Tafsir As-Sa’di, hlm. 591.

Jika seseorang laki-laki menikahi wanita pezina dalam keadaan ia meyakini itu haram, jadi sekedar menuruti nafsunya, maka laki-laki tersebut juga disebut pezina. Namun jika laki-laki menikahi wanita pezina namun tidak meyakini haramnya bahkan ia mengingkari keharamannya, maka laki-laki itu disebut musyrik. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Karim – Surat An-Nuur, hlm. 22-23.



Asbabun Nuzul Ayat
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, “Sesungguhnya Martsad bin Abi Martsad Al-Ghanawy membawa tawanan perang dari Mekah dan di Mekah ada seorang perempuan pelacur yang bernama ‘Anaq dan ia adalah teman Martsad. Martsad berkata, “Aku datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Ya Rasulullah, saya ingin menikahi ‘Anaq?” Martsad berkata, “Maka beliau diam, lalu turunlah (ayat yang artinya), “Dan perempuan yang berzina tidak dinikahi melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik.” Kemudian beliau memanggilku lalu membacakan ayat tadi padaku dan beliau berkata, “Jangan engkau menikah dengannya.” (HR. Abu Daud, no. 2051 dan An-Nasa’i, no. 3230. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.). Lihat bahasan dalam At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil – Tafsir Surat An-Nuur, hlm. 32-33.



Bahaya Zina
Allah Ta’ala dalam beberapa ayat telah menerangkan bahaya zina dan menganggapnya sebagai perbuatan amat buruk. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqan: 68). Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau bersabda, “Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda,

ثُمَّ أَنْ تُزَانِىَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ

“Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.” Kemudian akhirnya Allah turunkan surah Al-Furqan ayat 68 di atas. (HR. Bukhari, no. 7532 dan Muslim, no. 86). Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga.

sumber video lengkap:    / @syafiqrizabasalamahofficial  

show more

Share/Embed