Masa depan Komunitas Adat Kanekes (Baduy) tentu saja terletak pada generasi penerusnya. Arus modernisasi tak terbendung. Tapi mereka terus berusaha untuk bertahan.

Sekolah formal misalnya. Hingga kini mereka menolaknya. Pendidikan mereka dilakukan secara informal. Pada umumnya anak-anak Baduy mampu membaca dengan belajar tidak di sekolah formal.

Dengan mengandalkan tradisi lisan, Ibu bertanggung jawab mendidik anak perempuannya, dan bapak bertanggung jawab untuk mendidik anak laki-lakinya. Kunci keberhasilannya terletak pada keteladanan. Mereka mendidik anak-anaknya dengan keteladanan (contoh).

Kehadiran android lah yang menjadi tantangan berat bagi Komunitas Adat Baduy. Dimana setiap pemiliknya dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi dari beragam situs dan media sosial, tanpa kontrol dari orang tua maupun para pemangku adat. Sehingga nilai-nilai dari luar mudah diikuti dan diadaptasi oleh generasi mudanya.

Tak sedikit generasi muda Baduy yang memiliki akun medsos, seperti facebook dan instagram. Lebih dari itu mereka juga banyak yang memiliki akun tiktok, berlenggak lenggok dan membuat video seperti generasi muda pada umumnya di luar Baduy. Tak terkecuali membuat akun youtube, sejumlah anak muda memanfaatkan media tersebut.

#SabaBudayaBaduy