🔴Tadzkirotul Haul I Guru Mulia Al Imam Alhabib Abu Bakar Adni Bin Ali Al Masyhur (Part I)
Media Ba'alawi Media Ba'alawi
911 subscribers
147 views
8

 Published On Jul 23, 2023

Dalam Part I berisikan Pembacaan Ratibul Hadad, Riwayat Maulid Nabi Muhammad SAW (Karangan Almaghfurllah Al Imam Al Habib Abu Bakar Adni Bin Ali Al Masyhur) dibawakan oleh :
Al Ustad Muhammad Irfan Syauqi beserta Para Santri Alumni Hadromaut Yaman.
serta Kalimat Tasyakur Oleh Guru Tetap KH. Ahmad Subhan Fauzi Lc

BIOGRAFI :
Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur merupakan cendekiawan muslim yang berasal dari Hadramaut-Yaman. Kiprahnya dalam berdakwah telah masyhur di berbagai penjuru negeri, baik di Timur Tengah maupun di Eropa.

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur lahir di lembah Ahwar  terletak di Provinsi Aden, pada tahun 1366 hijriyah atau sekitar tahun 1947 M.

NASAB

Al-Habib Abu Bakar bin
Ali bin
Abu Bakar bin
Alawi bin
Abdurrahman bin
Abu Bakar bin
Muhammad bin
Alawi bin
Muhammad Al-Masyhur bin
Ahmad bin
Muhammad bin
Ahmad Syihab bin
Abdurrahman bin
Ahmad Syihabuddin bin
Abdurrahman bin
Ali bin
Abu Bakar As-Sakran bin
Al-Imam Al-Qutb As-segaf Syekh Muhammad Maula Ad-Abdurrahman bin
Dawilah bin
Syekh Ali Shohibud Dark bin
Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin
Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam dan terus bersambung kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

WAFAT

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur wafat pada hari Rabu tanggal 28 Dzulhijjah 1443 hijriyah atau 27 Juli 2022 masehi.

PENDIDIKAN

MASA MENUNTUT ILMU

Sejak belia, Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur langsung dididik ilmu syariat agama oleh ayahnya. Tak heran jika dirinya mampu menghafal seluruh isi Al-Qur'an di masa muda. Beliau sudah bertalaqqi ke berbagai guru ternama di zamannya, baik di Aden maupun di Hadramaut. Bahkan, sejak usia 14 tahun, dirinya telah mendapatkan mandat dari sang ayah untuk menyampaikan khutbah Jumat di masjid-masjid sekitar.

Keberhasilan Habib Abu Bakar tak luput dari peranan kedua orang tuanya. Merekalah yang telah membangun karakter Habib Abu Bakar hingga menjadi figur ternama seperti sekarang.

Dalam tuturnya dia mengakui, "Keseluruhan hidupku tak terlepas dari peran orang tuaku, ayah dan ibuku. Ayahku sosok yang sangat disiplin mengatur waktu. Baginya, pendidikan dan ahlak adalah prioritas utama. Dia selalu memertamakan perihal ukhrawi dan mengesampingkan perihal duniawi. Acap kali aku menangis setiap mendengarkan lantunan Al-Qur'an yang ia baca pada sepertiga malam."

Beranjak ke usia remaja, Habib Abu Bakar meneruskan pendidikan formalnya di Universitas Aden, dengan mengambil prodi Bahasa Arab. Tak lama setelah kelulusannya, negeri Yaman tak bersahabat, sebab banyak terjadi kekacauan dan fitnah yang dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Menyikapi hal ini, akhirnya beliau beserta keluarga memutuskan untuk hijrah ke negeri Hijaz.

Sesampainya ke negeri Hijaz, terbesit dalam hati dan pikirannya untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Al-Azhar. Demikian itu karena Al-Azhar merupakan pusat berhimpunnya keilmuan dari berbagai penjuru dunia. Namun, selepas Habib Abu Bakar mengungkapkan hasratnya kepada orang tua, dirinya malah mendapat penolakan, dan mereka menyarankan agar dirinya melazimi kepada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf.

Sejak saat itu, Habib Abu Bakar merasakan irtibat (hubungan) yang kuat dengan sang murabbi. Ia memperoleh curahan ilmu lahir sekaligus ilmu batin. Baginya Habib Abdul Qadir Assegaf adalah figur ulama yang patut dijadikan sebagai suri tauladan di akhir zaman.

#alhabibabubakaradnibinalialmashur
#hahibabubakaralmasyhur
#alhabibhasyimabdurahmanalaydrus
#mediadakwahbaalawi

show more

Share/Embed