[LIVE] Aktivitas Tambang & Industri Nikel Halmahera, Rakyat Kian Terjepit | Living The Life - Eps.12
We Are The Explorer We Are The Explorer
6.08K subscribers
900 views
439

 Published On Streamed live on Oct 9, 2024

Kekayaan alam bisa jadi berkah tapi bisa juga menjadi bencana. Dan bagi masyarakat di Halmahera, adanya nikel yang melimpah telah menjadi bencana. Bagaimana tidak? Banjir bandang setinggi satu sampai dua meter pada penghujung Juli 2024 lalu di Halmahera, Maluku Utara (Malut), memicu aksi protes dari berbagai kalangan. Mereka menyebut penyebab utama bencana karena operasi pertambangan terutama nikel dengan kawasan-kawasan industrinya. Banjir melumpuhkan dan mengisolasi banyak desa di Halmahera Tengah dan Halmahera Timur.

Tidak hanya banjir, hasil produksi dan tangkapan nelayan sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan, seperti yang menimpa masyarakat pesisir Kecamatan Weda Tengah dan Weda Utara. Ruang hidup masyarakat pun kian terjepit akibat aktivitas tambang dan industri nikel.

Cerita ini tentu belum usai. Saat ini Jatam menyebutkan, ada 127 izin usaha pertambangan (IUP) seluas 655.581,43 hektare dan 12 titik smelter di Malut. Sebanyak 62 IUP itu antara lain tambang nikel seluas 239.737,35 hektare tersebar di Halmahera Timur, Tengah hingga Selatan.

Aktivitas pertambangan dan industri nikel telah memunculkan deforestasi meluas di Halmahera. Data GFW mencatat, 2001-2023, Halmahera Tengah kehilangan 27.900 hektare tutupan pohon. Halmahera Timur telah kehilangan 56.300 hektare tutupan pohon dan di Halmahera Selatan 79.000 hektare. Tak heran bencana demi bencana terjadi.

Izin usaha pertambangan yang merusak jelas mengindikasikan bagaimana kekuatan modal telah mendekati penguasa. Praktik oligarki di negeri ini telah menyusahkan rakyat. Akankah cengkeraman oligarki di Halmahera berhenti? Atau sebaliknya semakin menggila? Adakah kebijakan yang berpihak pada kepentingan masyarakat di Halmahera? Bagaimana Islam memberi solusi politik agar ekspansi pertambangan tidak merusak pulau-pulau kecil dan pesisirnya?

Simak pembahasannya dalam program ‘Living The Life’ dengan tema:

“Aktivitas Tambang dan Industri Nikel di Halmahera, Ruang Hidup Rakyat Kian Terjepit”

Rabu, 9 Oktober 2024
pukul 16.00 WIB

Bersama narasumber:
Faradila Masuara (Pendidik dan Pemerhati Perempuan dan Anak)
Fatma Sunardi (Pengamat Sosial Politik)

Host: Agita Sukma

Hanya di Channel We Are the Explorer!

#ruanghidup #konflikagraria #halmahera

show more

Share/Embed