Sri Sultan Hamengkubuwono X Bicara Soal Prinsip Utama Kepemimpinan | GAGAS RI
KOMPASTV KOMPASTV
17.5M subscribers
115,981 views
0

 Published On Feb 9, 2024

“Kita ingin berkarya bersama-sama memajukan kesejahteraan masyarakat manusia Indonesia dalam makna yang sepenuh-penuhnya.” Impian kesejahteraan rakyat Indonesia ini menjadi kalimat pembuka Tajuk Rencana saat Kompas berulang tahun ke-15 pada 28 Juni 1980. Penulis Tajuk Rencana itu adalah Raden Bagus To—panggilan masa kecil almarhum Pak Jakob Oetama: seorang jurnalis profesional, guru SMP Van Lith dan sekaligus guru bangsa.

Kompas, yang beliau dirikan bersama P.K. Ojong pada 28 Juni 1965, adalah bagian dari memikul tanggung jawab bersama untuk menyuarakan apa yang hidup dalam hati rakyat dan memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Terinspirasi atas impian luhur dua pendiri KG—Jakob Oetama dan PK Ojong—, dan sekaligus sebagai ikhtiar bersama untuk melunasi janji kemerdekaan, kami terpanggil untuk meneguhkan “Berkhidmat untuk kesejahteraan Rakyat” dengan menghadirkan pembicara yang otoritatif dan istimewa: Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raja Jawa dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami, keluarga besar Kompas-Gramedia, menghaturkan sugeng ambal warsa ke-80, ngarsa dalem. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan kesehatan dan keberkahan hidup untuk terus berkhidmat untuk kesejahteraan Rakyat.

Dalam pidato GagasRI episode 7 ini, Ngarsa Dalem mengajak kita semua untuk meresapi dua prinsip utama kepemimpinan: Hamemayu Hayuning Bawana dan Manunggaling Kawula Gusti sebagai pedoman dan energi positif untuk mewujudkan titah “Berkhidmat untuk Kesejahteraan Rakyat.” Dengan sepenuh hati, Ngarsa Dalem menjiwai dan menunaikan amanah mulia Sri Sultan Hamengku Buwana IX, “Tahta untuk Rakyat,” yang mencerminkan mata air keteladanan dalam kepemimpinan Manunggaling Kawula Gusti, yang dijiwai dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana.

Dari Yogyakarta, Sultan dan Gubernur DIY mengajak rakyatnya untuk menjadi Indonesia. “Sudah semestinya keistimewaan Yogya adalah untuk Indonesia. Bahwa menjadi Yogya, adalah menjadi Indonesia.”

show more

Share/Embed