Aksi Penari GEDRUK CANTIK Rampak Buto Magelang di Festival Ndalu Night Carnival Kota Magelang 2019
Magelang Food Hunter Magelang Food Hunter
4.33K subscribers
3,613 views
23

 Published On Sep 10, 2019

Gedruk Rampak Buto Magelang 2019
Dipentaskan oleh Grup Kesenian Tameng Budoyo Mudo Magelang, dalam Festival Ndalu Night Carnival 2019
#gedruk #rampakbuto #magelang

Tari Rampak Gedruk Buto, atau yang sering disebut sebagai Tari Rampak Buto, merupakan salah satu babak dari kesenian Jathilan Jaran Kepang, dengan penggunaan musik yang sama. Tarian ini berasal dari Kota Magelang dan berkembang di sejumlah daerah Jawa Tengah seperti Yogyakarta dan juga Semarang. Melalui gerakan hentakan kaki dan kelincahannya, tarian ini menggambarkan kemarahan raksasa atau buto, yang membuatnya nampak sehebat manusia.

Jathilan sendiri merupakan kesenian yang lama dikenal masyarakat Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah, yang juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang atau jaran kepang. Secara kata, Jathilan berasal dari kalimat bahasa Jawa 'jaranne jan thil-thilan tenan', yang artinya 'kudanya benar-benar berjoget tidak beraturan'. Hal ini karena kesenian ini menggabungkan unsur magis dan para penarinya bisa kerasukan. Nah, tari rampak buto ada agar pertunjukan Jathilan lebih menari dan meriah.

Diperlukan kemampuan besar dalam menarikan Rampak Buto agar 'kemarahan' dan kelincahan sang raksasa bisa tergambarkan dengan baik. Selain itu, banyak perlengkapan kostum dan aksesoris yang harus dipersiapkan. Misalnya saja sayak atau krembyah-krembyah, bagian dari pakaian sang Buto, lalu sampur atau selendang, hiasan uncal, serta rambut sang buto. Rambut ini dibuat dari wol, bulu sapi, rami atau bahan sintesis. Kemudian ada buntal, kostum dengan bahan kain atau tameng dada, kerincing atau lonceng kecil yang ditalikan pada alas spons dan dipasang di kaki, serta topeng buto.

show more

Share/Embed