2.3.a.8.Koneksi Antarmateri -Modul 2.3.Coaching Untuk Supervisi Akademik
Alan Andika Priyatama Alan Andika Priyatama
1.42K subscribers
130 views
9

 Published On Dec 9, 2022

Coaching adalah bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Coach memberi beberapa saran alternatif solusi sedangkan coachee yang memilih solusi terbaik yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai coachee.

Ketrampilan yang harus dimiliki seorang coach

keterampilan membangun dasar proses coaching
keterampilan membangun hubungan baik
keterampilan berkomunikasi
keterampilan memfasilitasi pembelajaran
4 unsur utama yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan

Hubungan yang saling mempercayai
Menggunakan data yang benar
Bertujuan menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi
Rencana tindak lanjut atau aksi
4 aspek komunikasi yang mendukung praktek coaching

Komunikasi Asertif
Pendengar aktif
Bertanya efektif
Umpan balik positif
Komunikasi Asertif
Adalah komunikasi dua arah antara coach dan coachee yang timbul karena rasa nyaman dan percaya. Untuk mencapai hal tersebut yang perlu diperhatikan oleh seorang coach adalah menyamakan kata kunci, menyamakan Bahasa tubuh dan menyelaraskan emosi

Pendengar Aktif
Seorang coach yang baik akan mendengar lebih banyak dan kurang berbicara. Teknik Pendengar aktif yaitu Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara kita dalam menyampaikan pesan, Tunjukkan bahwa kita mendengarkan, menanggapi perasaan dengam tepat, menegaskan kembali makna pesan yang disampaikan dengan menggunakan kalimat kita sendiri, dan bertanya untuk mendorong lawan bicaranya menguraikan lebih lagi keyakinan atau perasaannya.

Bertanya efektif
Yaitu pertanyaan terbuka yang mengekploarasi pilihan dan potensi coache,memberi pertanyaan yang mengarahkan

Umpan Balik Positif
Umpan balik dalam coaching bertujuan untuk membangun potensi yang ada pada coachee dan menginspirasi mereka untuk berkarya. Coachee memaknai umpan balik yang disampaikan sebagai refleksi dan pengembangan diri. Secara khusus diberikan pada coachee ketika dalam process coaching, ada hal-hal yang tidak terduga muncul atau hasil dari coaching ini berbeda dari yang coachee pikirkan

Model Coaching TIRTA

TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat luas dan telah diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

TIRTA merupakan akronim dari Tujuan Umum, Identifikasi, Rencana aksi dan tanggung Jawab

Tujuan umum adalah pertanyaan yang mengawali komunikasi antara coach dan coache, Indentifikasi berisi pertanyaan -pertanyaan terhadap permasalahan yang dihadapi coachee, Rencana aksi adalah alternative alternative solusi yang bisa diambil oleh coachee dan tanggung jawab adalah aksi yang tepat yang akan diambil dari coachee untuk menyelesaikan masalahnya

Koneksi Antar Materi

Filososfi KHD
Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Pembelajaran Deferensiasi
Deferensiasi konten, proses dan produk menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya, proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar.

Pembelajaran Sosial dan Emosional
Salah satu ketrampilan KSE yaitu Kesadaran diri mengelola emosi seorang coache terhadap cochee merupakan kunci keberhasilan coaching. Dengan ketrampilan Sosial berempati dengan permasalahan coachee dalam hal ini murid yang memiliki permasalahan dalam pembelajaran akan membantu coachee mengambil keputusan yang bertanggung jawab yang pada akhirnya membantu proses pembelajaran dikelas nyaman,aman dan kondusif

show more

Share/Embed