Di bilik studio inilah segala kecamuk fikir kami acap kali tumpah ruah. Kegelisahan, bahkan amarah. Ruang inilah yang kemudian yang menampung segala amuk perasaan kami, memadat menjadi karya. Ya karya, bolehlah kami sebut demikian. "Sajak Serapah Sampah" kami putuskan jadi judul sebuah lagu yang masih setengah jadi ini. Di tempat ini, ya di sini di tempat yang memanja tidur siang selepas raga-jiwa didera stigma orang-orang yang memuas-habiskan hidupnya dengan menuduh, menunjuk, menghujat, menghakimi dengan dalil-dalihnya. Di sini kami berbahagia, memerdekakan diri untuk berkarya.