Kasih Abadi Untuk Mentawai KAUM
Simple DG Simple DG
1.35K subscribers
74 views
2

 Published On Dec 5, 2022

Pelayanan Mentawai
Selisip, 4 years ago 0 5 min read 902
Puji Tuhan, sampai saat ini Tuhan Yesus masih menyertai pelayanan kita di Mentawai. Tak terasa sudah hampir sembilan tahun berlalu sejak gempa dan tsunami melanda Kepulauan Mentawai.


Mentawai dengan tanahnya yang luas, pemandangannya yang memesona, lautnya yang kaya, ombaknya yang indah, sesaat berubah, menyisakan tangis dan luka. Tsunami menghancurkan pemukiman penduduk, menelan korban jiwa, dan mengakibatkan ribuan korban luka sehingga dalam sekejap saja, ratusan anak-anak menjadi yatim piatu.


Menarik untuk kilas balik situasi saat itu dalam laporan berikut :
Sesudah gempa bumi 7,2 skala Richter disusul tsunami pada tanggal 25 Oktober 2010 menghantam pantai barat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Tim GKI mengonsentrasikan pelayanannya (di antara lokasi lainnya), di Dusun Maonai, terletak di ujung selatan Pulau Pagai Selatan di Mentawai.


Dusun ini adalah dusun yang paling terisolasi di mana tidak ada jalan darat, dan jalan satu-satunya untuk menjangkau dusun ini adalah dengan perahu atau kapal. Badai dan gelombang besar waktu itu menghalangi bantuan ke Maonai. Di Maonai tersisa 38 keluarga yang di antaranya juga kehilangan anggota keluarga mereka.


Selain itu, di Dusun Eru Paraboat, pantai barat Pulau Pagai Selatan, tersisa 60 keluarga yang segera ditangani tim medis GKI. Mereka umumnya sudah berlindung di perbukitan menjauhi pantai. Hal mana lebih aman bagi penduduk, namun menyulitkan bagi relawan dan tim medis. Bantuan logistik didistribusikan melalui perjalanan dengan perahu yang relatif kecil.


Kesaksian Tim GKI cukup mengharukan. Operator perahu tidak bersedia disewa perahunya, hanya minta agar dibelikan bahan bakarnya saja. Padahal beliau baru kehilangan anak dan istrinya dalam tsunami yang baru terjadi. Beliau tergugah oleh semangat relawan Tim GKI bersedia menyabung nyawa demi menolong penduduk yang tersisa di tempat yang paling sulit. Dalam semangat itulah beliau merelakan diri membantu Tim GKI yang datang membantu Mentawai.


Relawan Tim GKI juga ditampung di rumah mantan anggota DPRD Mentawai, Bapak Celcius. Beliau juga ikut dalam pelayaran dan pelayanan ke dusun-dusun terpencil bersama Tim GKI dengan semangat yang sama. (Dilaporkan oleh Pdt. Kuntadi Sumadikarya, Ketua Tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia/ Ketua Umum BPMSW GKI Sinode Wilayah Jawa Barat; Jumat, 26 Nopember 2010. Rangkuman Laporan Tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia, Apa Yang Dilakukan di Wasior, Mentawai dan Merapi)


Para relawan yang ketika itu melayani para korban, tergugah untuk tetap melayani walaupun keadaan tanggap darurat telah dinyatakan berakhir. Maka dibentuklah Yayasan KAUM (Kasih Abadi Untuk Mentawai) yang merupakan gabungan kerjasama antara Gerakan Kemanusiaan Indonesia, BPK Penabur Jakarta, YPK Ketapang, dan YPK Bina Siswa, yang mulanya untuk memelihara dan mendidik anak-anak yatim piatu korban gempa bumi dan tsunami, secara jangka panjang agar mereka mampu bangkit kembali.


Sejak awal, Yayasan KAUM berfokus pada visi dan misi pelayanan di Mentawai yang mencakup beberapa aspek yaitu Panti Asuhan, SMA Plus termasuk Asrama Putra dan Putri, serta Pembangunan dan Pengembangan Ekonomi. Sebagai yayasan yang berkomitmen minimal 20 tahun ke depan, kita bekerjasama dengan lembaga pemerintah khususnya pemda kabupaten Mentawai, gereja-gereja, serta sekolah-sekolah.


Yayasan KAUM adalah wadah untuk menampung dan mengoordinasikan seluruh kegiatan, untuk menghantarkan generasi muda Mentawai pada umumnya, menjadi generasi yang mandiri, yang kreatif, dan mempunyai daya juang untuk dapat bersaing dalam prestasi, dan pekerjaan.


Melalui panti asuhan, anak-anak korban bencana gempa dan tsunami dididik agar dapat terus bertahan hidup dalam iman kristianinya, dan berkesempatan untuk hidup lebih baik melalui pembinaan, pendidikan, dan ketrampilan. Penghuni panti diajak bersama beternak sapi, babi dan ayam; serta berkebun, dan memancing ikan di laut untuk makan sehari-hari sebagai tambahan gizi.


Dalam keadaan sakit, alm Pdt Em. Kuntadi Sumadikarya pernah dengan sengaja menuliskan surat untuk memberikan semangat pada bulan Maret 2015. “… saat kondisi sedang sulit dan tidak normal, kita perlu sadar bahwa perilaku yang dihadapi tidak akan normal; jadi tetaplah melayani apapun juga kondisinya.“



Kita yakin dan percaya tangan Tuhan yang akan menggerakkan hati anak-anak-Nya dalam mencukupi segala kebutuhan dalam pembangunan dan perencanaan yang dilakukan Yayasan KAUM. Tuhan jua-lah yang memulai pelayanan KAUM di Mentawai maka Dia jua yang akan menyertai setiap langkah yang kita ambil.

show more

Share/Embed