Di dalam video ini saya memaparkan tiga kaidah berpikir yang wajib disepakati oleh siapa saja yang mengaku dirinya bernalar sehat. Yaitu hukum identitas, hukum kontradiksi, dan hukum terangkatnya kemungkinan ketiga. Kenapa uraian tentang hal ini penting? Mari kita perjelas dengan contoh-contoh. Katakanlah Anda berkesimpulan bahwa Islam adalah agama yang benar. Apakah Anda meyakini kebenaran pandangan itu? Ya, jelas. Tapi, kalau Anda tidak percaya dengan hukum kontradiksi, misalnya, maka konsekuensinya Anda akan memungkinkan kebenaran pernyataan yang bertolak belakang dengannya. Bahwa “Islam bukan agama yang benar.” Pernyataan “Islam adalah agama yang benar” boleh Anda yakini benar. Tapi pernyataan yang mengatakan bahwa “Islam bukan agama yang benar” tidak boleh Anda pastikan kesalahannya. Itu kalau Anda tidak percaya dengan hukum kontradiksi.

Anda berkata, misalnya, bahwa “al-Quran adalah kitab suci.” Kontradiksi dari pernyataan ini ialah, “al-Quran bukan kitab suci.” Hukum kontradiksi menyatakan, bahwa dua pernyataan yang kontradiktif tidak mungkin saling terhimpun, juga tidak bisa saling terangkat. Dalam arti bahwa keduanya tidak bisa saling membenarkan, juga tidak bisa saling menyalahkan. Salah satunya harus ada yang benar. Kalau yang satu benar, maka yang lain pasti salah. Tapi, kalau Anda tidak percaya dengan hukum ini, maka konsekuensinya Anda akan memungkinkan dua pernyataan itu sama-sama benar. Sebagaimana Anda akan memungkinkan kedua-duanya sama-sama salah. Dan nalar yang sehat sangat sulit untuk mengimani itu. Ketika Anda memandang pernyataan “al-Quran adalah kitab suci” itu sebagai pernyataan yang benar, maka otomatis pernyataan yang kontradiktif dengannya adalah pernyataan yang salah.

Pernyataan “A ada”, dengan “A tidak ada”, itu adalah dua pernyataan yang kontradiktif. Hanya orang gila yang memungkinkan kebenaran kedua-duanya, atau menyalahkan kedua-duanya. Tapi, masalahnya, kegilaan itu kadang kita jumpai pada diri orang-orang yang mengingkari keberadaan Tuhan. Orang Ateis akan berkata bahwa alam semesta ini menciptakan dirinya sendiri. Tanpa mereka sadari, dengan mengutarakan pandangan itu, mereka telah melanggar hukum ini. Karena dengan mengatakan “alam menciptakan dirinya sendiri” itu sama saja dengan kita mengatakan bahwa “alam itu diciptakan”, dan “alam itu tidak diciptakan”, atau “alam itu pencipta”, dan “dia bukan pencipta”. Pernyataan itu juga sama dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa “alam itu ada”, karena dia yang mencipta, juga “alam itu tiada”, karena dia diciptakan. Sungguh, ini adalah pernyataan yang jelas kecatatannya bagi orang-orang yang bernalar sehat. Dan dari sinilah kita akan tahu pentingnya mempelajari ilmu logika.

#kaidahberpikir #kontradiksi #identitas #logika