PROFIL KELUARGA PENGASUH PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH 2 BATUCEPER TANGERANG BANTEN
Aznovara Al Abshor Aznovara Al Abshor
812K subscribers
79,906 views
0

 Published On Feb 20, 2020

Beberapa waktu yang lalu saya sudah membuat Deskripsi Profil tentang Pendiri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Yaitu DR.KH.Nur Muhammad Iskandar, Sq. Beliau adalah adik kandung kakeknya Aznovara Almarhum KH.Abu Hasan Syadizili Askandar, Pengasuh Pondok Pesantren Manba'ul ulum Mberasan Muncar Banyuwangi. Untuk Asshiddiqiyah 2 yang Batuceper Tangerang Banten yang mengasuh adalah Putri Pertama KH.Nur Muhammad Iskandar yang bernama Ny.Hj.Eka Fatmatuzzahro' / Ning Eka dan suaminya yaitu KH.M.Ulil Abshor Al Hafidz / Gus Aab dari Tabanan Bali. Kami sudah berfikir masak-masak untuk memondokkan Azmi Askandar disini dengan banyak alasan dan pertimbangan. Sosok Gus Aab dan Ning Eka menurut kami sangat cocok untuk membina Azmi Askandar secara lahir bathin. Disini saya copy paste tentang Profil Almukarrom KH.Nur Hadi Abahnya Gus Aab yang melahirkan Putra Putri luar biasa yang Ahli Alqur'an sejati.

CAHAYA KEBERKAHAN MBAH ARWANI DI PULAU DEWATA
Di tengah hingar-bingar Bali dengan berbagai pesonanya. Terdapat pondok pesantren tahfidz yang sudah lama berdiri. Bahkan perkembangannya semakin pesat, bermula dari langgar, sepetak kamar asrama dan sekarang memiliki lembaga pendidikan berbasis pondok mulai Paud hingga Perguruan Tinggi.
Pendiri sekaligus pengasuhnya adalah KH. Noor Hadi. Beliau lama nyantri sekaligus menjadi abdi ndalem Mbah Arwani Kudus.
"saya mondok di kudus mulai 1966, sangking lamanya sampai yai lupa,kalau saya itu santri", ungkap beliau.
Suatu hari beliau didawuhi sama Mbah Arwani:, "Nur, Aku duwe omah Apik, Yo pondok iku. Njalukko sanad neng pengurus terus pamit. Saiki Gawehho omah dewe yo, tapi neng Bali. Iki kanggo sangu, engko bakal dicukupi pengeran. Pondokmu tak jenengno Roudlotul Huffadz, lirkadiyo wangine koyok Roudlotul Jannah",
Sambil matanya berkaca-kaca beliau melanjutnya ceritanya.
Akhirnya KH Nur Hadi memutuskan merantau ke daerah Tabanan Bali.
Alangkahnya kagetnya beliau, ternyata di Bali untuk membuat mushola 3x3 meter saja, harus meminta ijin gubernur dan harus disertai 100 tanda tanga warga sekitar, itupun kalau tidak menyalahi aturan adat.
Belum lagi harga tanahnya yang selangit. Yakni 10 meter saja mencapai 2 Milyar. Apalagi untuk membangun Masjid dan Pondok.
"Kulo namung saget nangis lan wadul kalih mbah Arwani, nanging boten wantun matur langsung, jadi namung lewat do'a bakdo qiyam lail", tangkasnya.
Tapi anehnya, keesokkan harinya ada orang datang, mengaku utusan dari Kudus dan menawarkan sejumlah uang yang sama persis jumlahnya untuk beli tanah itu.
"Masyallah dibayar lunas kalih Mbah Arwani, padahal saya tidak berani matur langsung". Imbuh beliau.
Sampai sekarang, jika beliau mendapati kesulitan apapun selalu mengadu pada Mbah Arwani.
"Kulo yakin mbh arwani teseh gesang, teseh saget rawuh. Kulo boten nate melanggar perintah guru, selami hidup, nopo malih nku mbh arwani". Tambahnya.
Suatu ketika KH Nur Hadi mencoba mencari tambahan penghasilan dengan berjualan di pasar bersama isteri. Padahal semasa hidup Mbah Arwani berpesan, "Le...mbesuk ojo dodolan neng pasar".
Akhirnya sepulang dari pasar, semua orang yang dilihat beliau sepanjang jalan ternyata sangat mirip dengan wajah Mbh Arwani. "Menawi kulo diemotke", katanya. "Kulo nate boten pecinan, tindakan ke suatu acara. Seketika Mbah Arwani Rawuh, Le,,, nek sirahe rak dipecini ngalamat qur'ane ilang".
Akhirnya kemanapun beliau pergi pasti Pakai peci, sampai bertemu presiden sekalipun. "Kulo sampun ketemu kalih sedanten presiden mulai pak Harto sampai pak Jokowi. Cuma satu presiden yang menolak saya temui, yaitu gus dur". Saat saya kesana malah gus dur marah, "lapo kuwe rene Nur, ngurusi pondokmu ae... Negoro tak urusane aku.. " . Spontan KH Nur pun berbalik tanya, "lho kok jenengan perso nek kulo gus, padahal kulo dereng matur Nopo2.,,, "yo ambune wes ketoro nek kuwe Nur, wes muliho wiridan neng pondokmu dewe".... Kata beliau mencerikan gus dur.
Selain itu, beliau juga sempat dikucilkan oleh pemerintah setempat. Gara-gara melarang santri untuk mengikuti MTQ, "kulo kedah nderek wasiat dawuhnya guru kulo Mbh Arwani, daripda boten didaku satrine dunia akhirat", imbuh Rois Syuriah PWNU provinsi Bali itu.
Tantangan di Bali juga dalam hal sihir ataupun santet.
"Dalam mimpi kulo, Mbah Arwani nyapu teng ngajeng Pondok, tapi yang dibersihkan ada paku, beling dan batu yang tajam. Tak resik ane Le..... Ojo lali ambi dongane..." tambah beliau.
"Kulo ngestoaken dawuh yai. Sampek sakniki Kulo nek bten nderes langsung dipun dangu mbh arwani.. Le, nderes. ...."
Sekarang masjid di Tabanan merupakan salah satu masjid yang diperbolehkan adzan dengan mikrofon. Pondok yang mempunyai madrasah sampai univertas. Semula hanya 10 anggota keluarga, namung sekarang kawasannya ramai dan mayoritas muslim.
"Sedanten niku barokahnya mbh Arwani, kulo sambatnya ke beliau walau pun sedo, Kulo ngrasa jahil / bodoh , Tapi kyai ingkang dawuh".

Itulah sedikit tentang Almukarrom KH.Nur Hadi Alhafidz Abahnya Gus Aab.

show more

Share/Embed