Kegiatan gropyokan tikus ini dilakukan ratusan petani di Kedung Banteng, Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY. Dengan menggunakan alat seperti cangkul, sabit dan kayu, mereka beramai-ramai berburu tikus di lahan pertanian setempat. Tak hanya alat manual, petani dibantu dengan Dinas Pertanian DIY beserta instansi terkait lainnya, juga melakukan pengasapan atau pengemposan lubang-lubang atau sarang tikus menggunakan racun alpostran (mercon tikus).

Disaat gropyokan tikus berlangsung, tiba-tiba para petani dikejutkan dengan munculnya beberapa ekor ular kobra dari lubang tikus yang digali. Kegiatan gropyokan tikus sendiri sengaja digelar untuk mengendalikan dan menekan hama tikus secara massif, sebelum petani memulai bercocok tanam.

Pasalnya, petani di Moyudan, Sleman, mengaku trauma dan jengkel, lantaran lahan pertanian mereka sering diserang hama tikus hingga menyebabkan gagal panen. Padahal, daerah Moyudan sendiri, sebelumnya merupakan salah satu lahan produktif dan sentra produksi beras terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.