Masyarakat Baduy kelompok etnis Sunda asli yang berasal dari Banten bagian tenggara, khususnya Kabupaten Lebak, Banten, Indonesia. Masyarakat Baduy lebih suka dipanggil Urang Kanekes (Orang Kanekes) atau Urang Cibeo (Orang Cibeo) karena ini adalah nama daerah atau desa budaya mereka. Pendidikan formal bagi anak-anak Baduy dipandang oleh masyarakat Baduy sebagai pelanggaran terhadap adat istiadat mereka, dan selama ini mereka menolak usulan pemerintah untuk membangun fasilitas pendidikan di desa mereka. Akibatnya, hanya sedikit orang Baduy yang berpendidikan atau mampu membaca dan menulis. Perempuan Baduy diajarkan menenun sejak dini dan merupakan bentuk aktivitas pelestarian budaya. Alat tenun (Pakara Tinun Baduy) diletakkan di teras rumah tempat para perempuan menenun dengan penerangan dari cahaya matahari. Tenun Baduy memiliki beberapa motif, seperti : Suat Songket (motif garis dengan kombinasi ikatan empat sudut), Janggawari (motif wajik kecil-kecil), dan Adu Mancung (motif belah ketupat yang saling beradu). Adapun motif Janggawari adalah motif yang jarang ditemukan karena motif ini sangat detail, sulit, dan kebutuhan benangnya lebih banyak karena rapat-rapat.
@marssy7027