Membangun Literasi dari Pinggiran: Suka dan Dukanya | Sebuah Prolog oleh Kang Maman Suherman
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
68.4K subscribers
691 views
0

 Published On May 14, 2024

Deskripsi Video.txt
Kemayoran, Jakarta – Mengutip pernyataan Joseph Brodsky, seorang peraih Nobel Sastra (1987) dari Rusia-Amerika bahwa Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya.


Hal tersebut disampaikan Penggerak Literasi Nasional Maman Suherman dalam Prolog Membangun Literasi dari Pinggiran: Suka dan Dukanya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2024, Selasa (14/5/2024).


Dia mengatakan para pegiat literasi di 'tepian' ini telah berbuat. Dengan buku seadanya, kadang-kadang hanya dengan buku-buku yang dibeli kiloan dari pemulung. Ini dilakukan untuk membangun budaya membaca yang inklusif dan menyeluruh.


"Mereka seperti berlomba mengajak manusia untuk memamah buku tinimbang buku habis sia-sia karena termakan rayap," ungkapnya.


Lebih lanjut, dia menjelaskan meski banyak di antara para pegiat literasi yang tidak familiar dengan peraturan dan standar perpustakaan yang ketat, seperti UU Nomor 43/2007 tentang Perpustakaan, namun para pegiat literasi dari tepi ini tetap berbuat.


Dengan kreativitas dan semangat, pegiat literasi menyediakan akses ke buku dan pengetahuan bagi komunitas. Mendirikan taman baca, pojok baca, dan bahkan perpustakaan bergerak seringkali dengan biaya sendiri dan dukungan minimal dari pemerintah.


"Mereka terus berkreasi, bahkan berakrobat dengan segala kemampuan dan keterbatasannya, untuk terus menyemai bibit-bibit dasar kecakapan hidup kepada pemustaka-pemustakanya," jelasnya.


Dengan segala keterbatasannya, lanjutnya, para pegiat literasi ini terus berupaya menumbuhkan minat baca di tengah masyarakat. Meski tidak selalu sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan.


"Mereka menjalankan peran perpustakaan sebagai institusi pendidikan, pelestarian, dan rekreasi bagi masyarakat dengan menyediakan berbagai kegiatan literasi yang kreatif dan bermanfaat. Meski sering diabaikan oleh pemerintah atau hanya dijadikan objek dokumentasi oleh para pejabat, semangat dan dedikasi mereka tidak pernah padam," tegasnya.


Kang Maman mengatakan sinergi antar Lembaga dan komunitas literasi sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan literasi di Indonesia. "Mereka perlu didukung dan diperkuat oleh semua pihak termasuk pemerintah, akademisi, komunitas, dan media," katanya.


Dirinya berharap ada kesatuan langkah agar peta jalan literasi Indonesia segera terwujud, yang di dalamnya sejalan dengan amanat undang-undang. "Dengan Melibatkan masyarakat, taman bacaan masyarakat, rumah-rumah baca, pustaka-pustaka bergerak atau apa pun nama yang disandangkan oleh/kepada mereka," harapnya.

show more

Share/Embed