BERBURU SEMANGKA 'RAKSASA' DI DESA LUBUK GIO TALO KABUPATEN SELUMA BENGKULU
Arya Gading Arya Gading
179K subscribers
141 views
5

 Published On Aug 11, 2024

#seluma #bengkulu #agrowisata

Musim kemarau panjang menjadi berkah tersendiri, bagi petani semangka yang ada di Desa Lubuk Gio Kecamatan Talo.


Seperti yang dilakukan Tatang (42), salah seorang wiraswasta, yang kini banting stir menggeluti profesi sebagai petani semangka hingga kebun semangkanya menjadi tempat agro wisata bagi masyarakat.


Kebun semangkanya di lahan seluas kurang lebih 1 hektare ini, setiap harinya tak pernah sepi dikunjungi warga yang ingin berwisata dan membeli semangka yang lebih terjangkau dibandingkan di pasaran.


Warga yang berkunjung pun datang dari desa tetangga, bahkan dari kabupaten lainnya.


Pengunjung tak hanya dapat mencicipi semangka, namun dapat sekaligus membeli atau memetik semangka sendiri di lahannya.

Tatang mengaku baru mengawali bertanam semangka sejak pertengahan tahun 2023 lalu.


Beragam literasi dan ilmu yang didapat secara otodidak, ia menjadi terinspirasi dan berhasil menyulap sawah keringnya menjadi kebun semangka.


"Kalau awalnya bertanam semangka ini di bulan Agustus 2023 lalu, kemudian lanjut awal tahun baru 2024 lalu sampai sekarang, artinya ada rentang waktu 4 bulan sekali panen," tutur Tatang.


Lanjutnya, ada 3 varietas semangka yang diburu masyarakat yang ia tanam, mulai dari varietas panah merah atau Amara yang terkenal tanpa semangka tanpa biji, varietas semangka berbiji, serta varietas semangka China Baby yang berukuran jumbo melebihi semangka lainnya, yang dibelinya melalui aplikasi online.


"Iya, ada 3 varietas semangka yang saya tanam dari varietas panah merah tanpa biji dan yang berbiji, kedua semangka ini saya silangkan biar bisa berbuah, karena kalau tidak kita tanam semangka berbiji, maka tanaman semangka tanpa biji tidak bisa berbuah, makanya perlu disilangkan penyerbukan bunganya, dan terakhir varietas semangka China Baby yang saya beli secara online," terangnya.


Selain itu, menjadi petani semangka menurutnya masih tergantung dengan cuaca. Bertanam semangka ini, menurutnya memang lebih baik saat di musim kemarau, namun suplai air harus tetap terpenuhi, agar rasanya tetap manis.


Hasil panen dimusim kemarau pun cenderung lebih tinggi, dibandingkan dimusim penghujan. Jika dimusim kemarau, ia mengaku pernah menghasilkan 30 ton sekali panen. Namun ketika dimusim hujan, hanya 15 ton setiap panennya.


"Iya, kalau bertanam semangka memang cocoknya dimusim kemarau tapi kebutuhan airnya harus tercukupi, dan kalau menanam di musim penghujan malah cenderung banyak yang busuk dan gagal bunga banyak yang gugur," pungkasnya.


Sementara itu, masyarakat yang berkunjung pun merasa puas, karena selain dapat mencicipi semangka dan membeli atau memetik langsung di lokasi kebun, juga menjadi tempat rekreasi alternatif bagi keluarga.


"Iya suasana disini adem, dan semangkanya besar-besar, manis rasanya dan terjangkau pula, pokoknya puaslah beli semangka langsung dari pohonnya," tutur Sunarti.

show more

Share/Embed