Yogyakarta Karawitan Festival Session 2
ISI Yogyakarta ISI Yogyakarta
9.38K subscribers
3,413 views
83

 Published On Premiered Dec 1, 2022

Kehidupan seni karawitan telah berubah seiring perubahan situasi dan kondisi dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia mengalami perubahan yang krusial di berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh dunia baik aspek sosial, ekonomi, politik dan budaya tidak terkecuali pada kehidupan seni khususnya seni pertunjukan sebagai dampak dari adanya Pandemik Covid-19 dan bersamaan dengan arus gelombang Industri 4.0. Pada awal gelombang pandemik hampir seluruh aktivitas dan mobilitas sosial, ekonomi, budaya dan seni menjadi lumpuh karena adanya social distancing. Hal ini menyebabkan perubahan bentuk dan pola interaksi baru secara social. Segala akitvitas sosial masyarakat yang melibatkan banyak orang dibatasi termasuk acara pertunjukan atau pergelaran seni secara langsung. Di dunia seni pertunjukan muncul bentuk-bentuk dan kemasan baru dengan didukung oleh infrastruktur dokumentasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi digital dan internet melalui berbagai platform sehingga membentuk ruang apresisasi dan sekmentasi baru dalam dunia ‘seni pertunjukan’. Ruang pertunjukan atau pergelaran seni telah bergeser dari panggung ke ruang virtual melibatkan berbagai unsur baru membentuk sebuah ekosistem baru dengan orientasi artistik dan estetik yang baru.
Munculnya berbagai tantangan baru yang sulit terbaca penyebabnya seringkali tidak memiliki pola yang konsisten. Mereka berubah dengan amat cepat. Apa yang menjadi ancaman dua tahun lalu bisa jadi sudah tergantikan oleh ancaman lain saat ini. Apa yang tadinya dipikirkan menjadi penyebab ternyata bukanlah akar dari suatu masalah. Apa yang terpikir sebagai inisiatif untuk solusi ternyata justru terbukti sebaliknya. Proses terbentuknya lingkungan paradoks ini tidak terlepas dari pengaruh teknologi, munculnya tatanan ekonomi dan sosial baru, berubahnya nilai-nilai dan gaya hidup, dan tersedianya pertukaran arus informasi, barang dan jasa dengan trend tingginya kecepatan arus perpindahan barang/jasa dan penyebaran informasi. Kuatnya pengaruh teknologi dan media sosial pada dunia seni dan pertunjukan selain berdampak pada semakin beragamnya bentuk kreativitas namun juga berpengaruh pada kriteria apresiasi yang cenderung lebih didasarkan orientasi kuantitatif dari pada kualitatif seperti jumlah viewer dan viralitas. Bentuk-bentuk pengaruh budaya industru dan popular makin menguat sementara budaya tradisi bukan lagi menjadi pilihan yang konsisten bagi generasi muda saat ini.
Hal ini merupakan tantangan baru bagi lembaga pendidikan seni yang berperan dalam melakukan riset akademik dan sekaligus menyiapkan sumber daya manusia bagi dunia kerja seni pertunjukan. Situasi perubahan yang makin kompleks dan tidak pasti. Keadaan ini diistilahkan sebagai medan perang kabut (fog war), serasa berjalan dalam kebutaan dan bisa menimbulkan desorientasi pendidikan. Situasi yang relatif tidak mudah diprediksi. Kondisi yang awalnya disadarkan pada rutinitas dan stabilitas menjadi dasar asumsi setiap perubahan, namun saat ini merujuk kepada gejolak perubahan yang labil dan cepat. Saking cepat dan derasnya arus perubahan, maka menjadi tidak ,mudah bagi pelakunya untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.
Institusi Pendidikan Seni seperti Jurusan Karawitan seringkali mengalami kesulitan dalam mengkonsepsikan tantangan yang ada dan memformulasikan model solusinya dan jika tidak dapat mengikuti dan beradaptasi terhadap cepatnya arus perubahan tentu akan mengalami kegagapan. Belum lagi problem manajemen Pendidikan dan birokrasi yang cukup kompleks menjadi hambatan tersendiri untuk melakukan akselerasi kebijakan dan pengelolaan sumber daya. Oleh karena itu proyeksi dan perencanaan lembaga pendidikan seni dituntut menjadi fleksibel dan adaptif dengan potensi munculnya disruptor, regulasi baru (kebijakan kurikulum baru), perubahan teknologi, kompetisi, pola sosial dan gaya hidup masyarakat seni. Kecepatan merespon menjadi kunci sukses selain keakuratan membaca peta perubahan yang sedang terjadi. dibutuhkan tindakan untuk menghasilkan terobosan dan kreatifitas.
Pemetaan ekosistem seni, dan menjalin pengembangan networking secara luas merupakan salah satu alternatif strategi dalam upaya menghadapi tantang saat ini agar insititusi pendidikan seni (tradisi) khususnya pendidikan seni karawitan tetap relevan dan kontekstual dalam arus perubahan global. Oleh karena itu, Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Insitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta akan menyelenggarakan “International Yogyakarta Karawitan Festival 2022” yang akan dilaksanakan pada tanggal 1-2 Desember 2022 dengan tema “Ecosystem, Network, and Contextualization as a Strategy to Build The Existence and Empowerment of Karawitan Education.”

show more

Share/Embed