Karomah Syekh Abdul Manaf dan Misteri Kampung Mahmud Bandung
Ahli Riwayat Ahli Riwayat
126K subscribers
9,920 views
87

 Published On Mar 22, 2023

Karomah Syekh Abdul Manaf dan Misteri Kampung Mahmud

Assalamualaikum wr wb
Hallo teman teman semuanya dan juga sahabat setia ahli riwayat.
Ijinkahlah pada kesempatan kali Mang Ar ingin berbagi kisah bersama sahabat media semuanya tentang kisah dan karomah Pangersa Guru seorang Alim Ulama Sufi yang mengajarkan kepada kita makna dan arti tashowuf dalam mengaplikasikannya terhadap kehidupan kita terutama sang guru yang telah mengajarkan kepada kita tentang hidup dengan penuh kesederhanaan.

Mengisahkan seorang ulama besar beliau adalah syekh abdul manaf dan berlokasi di
Kampung Adat Mahmud yang berada di RW 04 Desa Mekarrahayu, Kecamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung, tak bisa dipisahkan dari nama ulama besar saat itu yakni Syekh Abdul Manaf.

Beliau adalah sosok yang mendirikan kampung yang tepat berada di tengah lingkaran Sungai Citarum tersebut hingga bisa lestari sampai saat ini yang beliau dapakan ketika di kota makah, nama mhmud itu sendiri do ambil dari bahasa arab yang artinya Yang dipuji di ambil dari hamida yahmudu berdasarkan tasrifnya.
Syekh Abdul Manaf merupakan cucu dari bupati Dalem Dipati Agung Suriadinata. Dan mempunyai putra bernama Dalem Natapradja.
Silsilah Syekh abdul manaf, beliau merupakan keturunan ketujuh dari sang wali agung yakni syekh Syarif hidayatullah atau Sunan gunung jati Cirebon dan Satu hal yang menarik pula eyang dalem Mahmud merupakam kakek buyut dari seorang waliyullah yakni mama eyang Rende.
Lalu apakh ada keterkaitan antara mama gentur dengan eyang mahmud, jawabanyya adalah tentu ada namun hanya merupakan garis dari sanad keguruan saja karena mama gentur berguru kepada mama eyang rende pruwakarta dan mama eyang rende merupakan keturunan ke tujuh dari pangersa guru tuan syekh abdul Manaf.
Syekh Abdul Manaf seorang ulama sufi ini diperkirakan hidup antara tahun 1650–1725.

Uniknya dari dulu hingga kini hanya 300 kepala keluarga, atau sekitar seribu jiwa penghuni di Kampung Mahmud dan juga khusus dari keturunan pangersa tuan guru syekh abdul manaf hingga saat tidak ada yang menggunakan bangunan permanen melainkan hanya rumah kayu tanpa jendela yang menggunakan kaca
Tak hanya rumah, bangunan masjid nya pun tidak ada yang permanen melainkan menggunakan kayu jati dengan ukiran yang sangat khas.

Dimana masyarakatnya masih kuat memegang tradisi adat turun temurun. Aturan adat yang masih ditaati di Kampung Mahmud antara lain dilarang membangun gedong (rumah dari tembok) apalagi memakai kaca.

Dilarang menggali sumur. Dilarang menabuh bedug, memelihara angsa, serta dilarang menyelenggarakan pertunjukan yang didalamnya ada perangkat gamelan berupa gong.

Cerita mengenai Kampung Mahmud dimulai saat Pengersa Guru Syekh Abdul Manaf pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Ketika beliau berada di depan Kabah konon mendapat ilham (wangsit) untuk mengambil segenggam tanah dari pelataran Kakbah untuk dibawa pulang ke tanah air.

Setibanya di kampung halamannya, tanah itu harus ditebarkan di sekitar rumah dan ditandai dengan batu atau tugu setinggi kira-kira ½ meter berbentuk kuncup dan daerah tersebut dinamai Kampung Mahmud. Kemudian Kampung Mahmud itu harus dijadikan kawasan “haram” (tanah suci) yang tidak boleh dikunjungi dan diinjak oleh seseorang yang tidak beragama Islam.

Terima Kasih @secretstory yang telah membantu video untuk bahan videonya mohon ijin untuk memeotong beberapa video untuk bahan konten sejarah dan riwayat dari Kisah Syekh abdul Manaf

#Kampungadat #syekhmahmud #kisahwaliyullah #makamkeramat #kisahulama #ahliriwayat

show more

Share/Embed