TRADISI PERMAINAN || CEHA KILA|| DALAM ADAT MANGGARAI
Charles Galung Charles Galung
5.09K subscribers
114 views
4

 Published On Jun 25, 2024

Ceha Kila dalam pengertian sederhana berarti “sembunyi cincin”. Ceha Kila merupakan salah satu jenis permainan dalam budaya orang Manggarai yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang sejak dahulu kala. Permainan ini dimainkan dua kelompok, misalnya A dan B, dengan jumlah anggota yang tidak ditentukan. Setiap kelompok memiliki satu orang pemimpin utama yang dalam Bahasa Manggarai disebut Sando. Kedua kelompok yang terlibat dalam permainan tersebut akan berlomba untuk menentukan siapa yang lebih jago, jeli, dan cerdik.

Kapan Ceha Kila dapat dimainkan?

Permainan Ceha Kila tidak dapat dimainkan secara sembarangan. Ceha Kila hanya dimainkan ketika ada orang yang meninggal.  Permainan ini  dilangsungkan selama tiga malam berturut-turut, terhitung sejak jenasah atau jasad orang yang sudah meninggal dikuburkan.

Apa tujuan atau makna dibaliknya?

Permainan Ceha Kila bertujuan menghibur keluarga yang sedang berduka.

Bagaimana cara memainkannya?

Permainan ini dimulai dengan Lagu Awal ketika proses persembunyian kila (cincin) mulai berlangsung.

Setelah cincin disembunyikan, kelompok yang mencari cincin mulai mencari dengan nyanyian cako (mulai).

Cako:

“Ris…kila…Ris…Ris…kila…sire…reji…reji kila. Sama dia kila“.

Kelompok yang menyembunyikan cincin kemudian merespon dengan nyanyian wale (jawab):

Wale:

“Oooo…Oooo…bei benga… Pati ami kila…toe manga no ce“.

Jika pemimpin kelompok pencari gagal untuk menemukan letak cincin yang disembunyikan, maka kelompok yang bertugas sebagai penyembunyi cincin mengejek kelompok pencari seperti berikut:

“Eme lawo ngkleng asi mai, eme lawo bambo neka maram calon sando”.

Artinya, kalau pemimpin tidak bisa tentukan dimana letak cincinnya, maka pemimpinnya kurang jago
#manggaraiterbaru #nusatenggaratimur #manggaraitimur #CehaKila
#adatmanggarai

show more

Share/Embed