SEJARAH SINGKAT PESANGGRAHAN REJOWINANGUN ATAU WARUNGBOTO YOGYAKARTA
Komunitas Ohol Komunitas Ohol
18.2K subscribers
3,654 views
42

 Published On Jan 6, 2023

SITUS WARUNGBOTO YOGYAKARTA atau PESANGGRAHAN REJOWINANGUN
Keberadaan pesanggrahan-pesanggrahan yang ada di Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya Kraton Yogyakarta. Adanya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 M, wilayah Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta diperintah oleh Sunan Paku Buwana III dan Kasultanan Yogyakarta diperintah oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Ngarso Dalem Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati-ing-Ngalogo Abdurrahman Sayidin Panotogomo Khalifatulloh. Sultan Hamengkubuwana 1 kemudian membangun kraton dengan berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung keberlangsungan eksistensi kerajaan diantaranya dengan membangun, pesanggrahan (tempat pesiar), benteng keliling di dalam (cepuri) maupun di luar kedaton (baluwarti), jagang dan beberapa pemukiman abdi dalem
Pesanggrahan yang ada di Yogyakarta dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwana I antara lain: Pesanggrahan Ambarketawang, Pesanggrahan Tamansari, dan Pesanggrahan Krapyak (untuk tempat berburu)
Pesanggrahan atau tempat pesiar merupakan tempat peristirahatan bagi raja beserta kerabatnya. Fungsi utamanya berkaitan dengan ketenangan dan kenyamanan untuk tempat peristirahatan, maka pada umumnya pesanggrahan dilengkapi dengan taman, segaran, kolam, kebun, dan fasilitas untuk kepentingan religius.
Sultan Hamengku Buwana II dikenal sangat menyukai dan membangun banyak pesanggrahan sejak menjadi Putra Mahkota sampai masa pemerintahannya, oleh karena itu juga dikenal sebagai "Raja pembangunan pesanggrahan". Selama periode sebagai Putra Mahkota (1765 Masehi sampai 1792 Masehi) sudah mulai membangun beberapa pesanggrahan, yaitu Pesanggrahan Rejowinangun, Purworejo, Pelem Sewu, dan Rejo Kusumo.
Berdasarkan sumber di antaranya Tidjschriff voor Nederlandsch Indie tulisan J.F. Walrofen van Nes tahun 1884, Babad Momana serta Serat Rerenggan dijelaskan bahwa Pesanggrahan Rejowinangun mulai dibangun pada tahun 1711 Jw (atau 1785 Masehi) yang merupakan karya putra mahkota yaitu KGPAA Hamengkunegara, kelak pada tahun 1792 naik tahta bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana II. Di dalam babad Momana disebut angka tahun pembuatan pesanggrahan, 1711 tahun Dal, Kanjeng Gusti awit yasa ing Rejowinangun....
Di dalam Pesanggrahan Rejowinangun terdapat sumber air yang kemudian dibuat menjadi tempat peristirahatan sekaligus tempat pemandian bagi raja dan keluarganya. Sebagai tempat peristirahatan, pesanggrahan ini juga pernah dikunjungi dan "diinspeksi" seorang pejabat Belanda yaitu Jan Greeve pada 5 sampai dengan 15 Agustus 1788 Masehi. Inspeksi dan kunjungan terhadap sarana dan prasarana yang dapat difungsikan sebagai pertahanan tersebut dilakukan bersamaan dengan Benteng Baluwarti Kraton.

Sumber Deskripsi : BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Sumber Foto : KITLV, google

show more

Share/Embed