Kulo ajak jenengan ziarah ke makam-makam sepuh di peradaban Surabaya yang nyaris hilang narasi sejarahnya.

Nama besar ningrat Suropringgo/nama Surabaya di zaman dahulu dengan para pembesarnya juga hampir hilang dalam ingatan kolektif masyarakat kita.

Padahal jika jenengan ziarah ke makam tokoh Islam di Madiun hingga Kediri, banyak yang menyebut nasabnya bertemu dengan nama tokoh yang diawali dengan "Pekik". Para Pekik ini tidak lain adalah pembesar dari Suropringgo yang nasabnya masih bersambung pada Sunan Ampel.

Keturunan para sayyid juga banyak yang menghiasi jejak sejarah Suropringgo. Di antaranya keturunan Sayyid Ali bin Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban.

Tapi nyaris kisahnya juga hilang, menyisakan satu tokoh saja yang masyhur hingga sekarang, Sayyid Ali Asghor Sidosermo.

Berziarah ke komplek makam Kyai Sedo Masjid di depan sebelah utara Monumen Tugu Pahlawan Surabaya. Setelah itu berziarah ke makam Bibis Kromojayan di sekitar stasiun Semut.

Jarang yang meneliti komplek makam sepuh di wilayah Surabaya. Terutama hubungannya pada tema geneologi pemerintahannya.

Akhirnya peradaban yang sempat bernama Suropringgo ini nyaris hilang dalam ingatan kolektif masyarakat kita. Nama besar Sunan Ampel dan Sunan Bungkul dikenal hanya sepintas lalu. Padahal peradaban Islamnya kental hingga sekarang.

Tipe nisan Surabaya masih belum sepenuhnya diakui oleh para peneliti. Menambah kaburnya puzzle sejarah Surabaya pada masa lalu.

Selengkapnya saya persembahkan peradaban Sunan Ampel dan dzurriahnya.


#walisongo #surabaya #heritage