Oleh :

MARIA THERESIA EKAWATI RAHAYU. SH. MH.
Kepala Bakesbangpol Surabaya

Lokasi :
PT. Perkebunan Nusantara XI Surabaya - Jawa Timur
Jl. Merak No.1, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Surabaya.

Dahulu Gedung ini bernama "Haandels Vereeniging Amsterdam (HVA)”, adalah Asosiasi Pedagang Amsterdam yang dibentuk Pada Tahun 1879 di Amsterdam yang bergerak dibidang Gula, Kopi dan Singkong.

Gedung ini dirancang oleh 3 orang dari Biro Arsitek terkenal di Belanda, yang bernama Marius J, Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers ketiganya adalah arsitek Belanda yang mempunyai ciri khas Arsitektur Neo-renaissance dengan padua n elemen budaya lokal tradisional dan mulai dibangun pada tahun 1911 dan selesai pada tahun 1921 sedangkan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 18 April 1925.

Gedung peninggalan HVA ini merupakah salah satu gedung terbesar pada zaman Belanda. Bahkan melambangkan konglomerasi industri gula pada saat itu.

Gedung ini berlantai dua Konstruksinya kuat sebagian dari baja, material didatangkan langsung dari Belanda dan Italia seperti kaca besi dan pegangan tangga.

Bangunan ini berbentuk simetris dengan bagian sayap kiri dan kanan. berdiri di atas lahan seluas 1,6 hektar. Luas bangunan utamanya adalah 2.016 m2 sedangkan sedangkan luas bangunan penunjangnya sekitar 4.126 m2. dan telah mengalami renovasi di bagian belakang.

Menariknya, gedung ini juga memiliki bunker atau ruang bawah tanah. 

Di gedung ini juga terdapat relief menanam tebu, panen kopi, tebu yang merupakan bagian aktivitas perkebunan saat masa Belanda.

Ornamen bangunan pada lobi atas terdapat relief patung direktur HVA yaitu Peter Reineke yang terbuat dari perunggu patung tersebut sekarang digantikan dengan Garuda Pancasila, sebelah kiri terdapat lambang Kota Amsterdam yang saat ini diganti dengan relief tugu pahlawan sedangkan sebelah kanan terdapat lambang kota Surabaya.

Terdapat panel kaca patri yang diletakkan di sebelah kanan dan kiri interior lobby lantai 1, setiap panel melambangkan 8 kota besar Hindia Belanda saat itu yaitu adalah Makassar, Banyuwangi, Batavia, Bandung, Semarang, Cirebon, Surabaya dan kota di Amerika Selatan yaitu Suriname merupakan penjajahan Belanda.

Pada tanggal 1 Oktober 1945 gedung ini dijadikan sebagai markas komando Jawa Boetai di Jawa Timur dibawah pimpinan Mayor Jenderal Iwabe dan juga dijadikan gudang senjata Angkatan Darat Jepang di Jawa Timur.

Gedung ini berhasil dikuasai dan dijadikan markas Comando Militer
Djawa Timur (CMDT) dan Kementerian Pertahanan atau lebih dikenal Badan Keamanan Rakjat (BKR) dibawah pimpinan Dr. Moestopo.

Gedung tersebut sempat digunakan sebagai tempat perundingan
antara Kolonel Pugh, utusan Brigadir Jenderal AWS Mallaby dari
pihak sekutu dengan Dr Moestopo dari pihak Indonesia yang bertujuan untuk mendamaikan kedua belah pihak.

Pada tahun 1958 Pemerintah RI menasionalisasi gedung ini untuk ditempati Perusahan Perkebunan Negara (PPN), yang Kemudian berubah nama menjadi PTPN dan gedung ini dipakai oleh PTPN XXIV.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1996 PTPN XXIV berganti nama lagi menjadi PTPN XI yang merupakan hasil peleburan PT. Perkebunan XX dan PT. Perkebunan XXIV-XXV.

Pada tahun 1998 Pemerintah Kota Surabaya menetapkan Gedung HVA atau Gedung Kantor PTPN XI sebagai Bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK Walikota nomor 188.45/004/402.1.04/1998, tanggal 13 Januari 1998, dengan nomor urut 67.

END

Terimakasih kepada :
Direktur PT. Perkebunan Nusantara XI Surabaya - Jawa Timur

Sumber Naskah :
Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Surabaya 2023

Tag
#surabayawedding #cagarbudaya #gedung #PTPN-XI #gedunghva #tempodoeloe #gedungcagarbudayasurabaya #1925 #gedunghistorihindiabelanda #sejarah #budaya #sejarahindonesia #gedungbersejarah #Ensiklopedia #sejarahdanbudaya #kotasurabaya #jawatimur #indonesia #surabayautara #jembatanmerah #berceritasurabaya #surabayakotaliterasi