Pawai dan Pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019
Festival Kebudayaan Yogyakarta Festival Kebudayaan Yogyakarta
5.23K subscribers
4,333 views
75

 Published On Jul 5, 2019

Yogyakarta, 4 Juli 2019.

#PawaiMulanira yang dikuti lebih dari 2.000 orang peserta dan terbagi dalam 33 kontingen ini dilepas dari dua titik yang berbeda. Titik start pawai pertama dari Kepatihan dilepas oleh Gintani Nur Apresia Swastika (Direktur Kreatif 2 FKY 2019) dengan rute Kepatihan - Malioboro - Jl. Pangurakan. Sementara titik start pawai kedua dari Alun-alun Sewandanan dilepas oleh dan Gading Paksi (Direktur Kreatif 1 FKY 2019) dengan rute Pakualaman – Jl. Sultan Agung – Jl. P. Senopati – Jl. Pangurakan.

Kontingan dilepas dari Kepatihan terdiri dari 21 kontingen, di dalamnya antara lain kontingan dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang menampilkan Seni Garapan berupa kostum batik aneka warna kembang hasil karya 20 rintisan kelurahan budaya Kota Yogyakarta. Kemudian kontingen Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul yang akan menampilkan beragam permainan tradisional khas daerah ini. Serta kontingen Dinas Kebudayaan Sleman yang menampilkan sajian kuliner khas kabupaten ini.

Sementara itu, dari Alun-alun Sewandanan Pakualaman, terdapat 12 kontingen yang dibuka oleh Bregada Wiro Mudho yang membawa panji-panji #FKY2019, diikuti rombongan Paseduluran Angkringan Silat dan Kontingen Dinas Kebudayaan Bantul akan menampilkan adat tradisi upacara Jala Sutra. Lalu dilanjutkan oleh kontingen dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo yang terdiri dari 250 penari angguk dan kontingen lainnya. Rombongan kontingen dari Sewandanan tersebut disambut oleh Bregada Kraton di Taman Pintar, untuk selanjutnya bersama-sama menuju ke Nol KM.

Rangkaian acara di Panggung Pembukaan FKY 2019 diawali dengan alunan lagu Bagimu Negeri yang dibawakan secara instrumental oleh Eros Chandra. Usai lagu Bagimu Negeri mengalun, giliran tarian massal komposisi Kinanthi Sandhung oleh 100 penari dari Sanggar Seni Kinanti Sekar, menyemarakkan panggung pembukaan ini.

Setelah bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Ketua Umum Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019, Paksi Raras Alit memberikan laporannya. Dalam laporannya tersebut, beliau menjelaskan alasan dan maksud “Mulanira: Ruang | Ragam | Interaksi” yang menjadi tema besar festival ini.

“Yogyakarta telah menjadi ruang temu beragam kebudayaan sejak lama. Interaksi yang terjadi di dalamnya berlangsung dengan didasari semangat toleransi dan tepa selira, semangat itulah yang akan coba kami hadirkan kembali saat ini.” jelasnya.

Paksi Raras Alit juga menyebutkan titik-titik yang akan jadi lokasi terselenggaranya rangkaian FKY 2019 ini, yaitu di Jalan Malioboro, Desa Panggungharjo, Museum Sonobudoyo, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum Monumen Diponegoro, Museum Gunungapi Merapi, Pasar Terban, dan Alun-alun Kidul.

Pada kesempatan berikutnya, Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Restu Gunawan, M.Hum., hadir memberikan sambutan. Beliau mengapresiasi festival yang dinisiasi oleh Pemerintah Daerah DIY ini. Selain itu beliau berpesan agar anak-anak muda jika berlibur harus diisi dengan berkesenian dan berkebudayaan.

“Karena ini penting untuk penguatan dan memperteguh keistimewaaan Yogyakarta, menuju peradaban yang semakin maju dan memberi virus kebaikan ke daerah-daerah lain.” ujarnya.

Hadir mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik Drs. Umar Priyono, M.Pd, memberikan sambutan. Beliau menekankan bahwa dengan adanya keberanian mengubah nama dari Festival Kesenian Yogyakarta menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta, artinya FKY bukan sekadar arena unjuk kebolehan di bidang kesenian semata, tapi juga menggali segenap potensi kebudayaan yang dimiliki DIY, yang merupakan peninggalan mulai dari Sultan HB I hingga Sultan yang saat ini bertahta.

Kebudayaan bisa berperan beberapa aspek, yaitu sebagai pengingat bahwa kita dari dulu sudah punya nilai-nilai kebudayaan yang hebat. Aspek berikutnya adalah pengikat keberagaman di Nusantara, agar NKRI semakin kuat dan kebhinekaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

“Semoga FKY 2019 ini menjadi penanda dan penguat keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta turut meneguhkan Indonesia sebagai tujuan budaya yang terkemuka.” jelasnya, seraya mengungkapkan bahwa mulai tahun 2018, Yogyakarta menjadi Ibukota Kebudayaan ASEAN.

Usai sambutan tersebut, Ketua Umum FKY 2019 - Paksi Raras Alit, Direktur Kesenian Dirjen Kebudayaan RI - Dr. Restu Gunawan, M.Hum, Staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik - Drs. Umar Priyono, M.Pd, dan Kepala Kundha Kabudayan DIY -Aris Eko Nugroho, SP., MSi., bersama-sama secara simbolis membuka Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh.

“Prosesi pembukaan ditandai dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh. Mobil kayuh ini kami pilih sebagai simbol dialog budaya massa dan budaya tradisi.” ungkap Gading Paksi, Direktur Kreatif 1 FKY 2019.

show more

Share/Embed