gending bebadosan
Efan Entebe Efan Entebe
1.64K subscribers
12,339 views
60

 Published On Apr 26, 2021

kumpulan gending asli lenek. bebadosan, bao daya.
rekaman pertama dari para sekaha senior suling belo mamiq atun (almarhum) baloq igok (almarhum) amaq senul Papuk inje. dan sekaha sekaha yang lain. “Bebadosan” bahasa Sasak (khusunya Lenek) adalah jamaq - jamaq (apa adanya). Istilah yang sering digunakan sebagai padanan kata itu adalah lombok buak. Lurus seperti pohon pinang. Biasa saja dan apa adanya. Itulah karakter masyarakat Desa Lenek, desa adat yang berada di Lombok Timur.. Budaya yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Lenek sekaligus pencinta budaya. Mungkin bagi sebagian orang mendengar kata “Bebadosan”terdengar seperti kata aneh dan tak berarti. Namun, sebagian yang lainnya juga menganggap bebadosan adalah sebuah budaya luhur turun-temurun yang harus dilindungi dan harus tetap dilestarikan sebagai warisan budaya.
Tidak banyak juga yang tahu kalau bebadosan ini adalah budaya yang sangat digemari para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Bebadosan ini menjadi daya tarik sendiri bagi para turis yang berlomba datang ke desa lenek untuk menyaksikan sendiri keindahan budaya bebadosan tersebut.
Bebadosan ini dipercaya sudah ada sejak zaman nenek moyang dahulu. Budaya luhur ini sendiri sangat langka. Dari hasil penelitian menunjukan, daerah yang masih memiliki kebudayaan seperti ini digolongkan menjadi daerah wisata. Lenek adalah salah satunya. Bebadosan termasuk salah satu dari banyak kebudayaan yang ada di Lenek.
Sejak zaman dahulu kala Bebadosan ini sangat digemari keluarga raja maupun rakyat jelata. Bagi mereka bebadosan ini mengandung makna yang sangat kental dengan budaya sehari-hari mereka. Budaya ini tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat Lenek.
Di desa Lenek sendiri ada sebuah sanggar yang mengajarkan para anak-anak atau remaja memainkan alat musik tradisional agar bisa menjadi seorang bajang bebadosan. Sanggar itu bernama “SANGGAR BAO DAYA DESA LENEK”yang sangat terkenal ke berbagai daerah. Sanggar ini juga pernah menghibur menteri di Jakarta. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi sanggar yang dibina oleh Mamik atun ini.
Mamik atuni adalah seorang pelatih sekaligus pemilik sanggar. Ia hahkan telah mampu mewariskan keahliannya kepada cucu-cucunya. Semuanya menjadi pemain music, bahkan penari tradisional.

show more

Share/Embed