Masyarakat Adat di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian alam dan budaya bangsa. Sebagai garda terdepan dalam menjaga alam serta wilayah adatnya, Masyarakat Adat berperan menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem yang sehat. Disisi lain, Masyarakat Adat juga merupakan penjaga budaya leluhur. Mereka memiliki tradisi, ritual, dan pengetahuan turun-temurun yang terkait erat dengan pelestarian alam. Sebagai pelestari budaya, Masyarakat Adat menjaga identitas dan nilai-nilai komunitas. Namun, Masyarakat Adat seringkali menghadapi sejumlah tantangan yang mengancam eksistensinya, seperti konflik lahan, eksploitasi sumber daya alam, diskriminasi dan kriminalisasi.

Dalam Catatan Tahun 2022 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), disebutkan bahwa dalam kurun waktu 2017 sampai 2022 setidaknya terdapat 301 kasus yang merampas 8,5 juta hektar wilayah adat dan mengkriminalisasi 672 jiwa warga Masyarakat Adat. Secara umum konflik yang terjadi di Masyarakat Adat meliputi sektor perkebunan, kawasan hutan negara, pertambangan, dan pembangunan proyek infrastruktur. Sementara pada tahun 2022, terdapat 19 (sembilan belas) kasus yang terjadi di Komunitas Adat. Adapun kejadian tersebut tidak hanya dialami oleh Masyarakat Adat baik laki-laki, perempuan adat, tetapi juga pemuda serta pemudi adat yang memperjuangkan hak atas wilayah adatnya. Sementara itu, konflik-konflik tersebut terjadi dan menyangkut wilayah adat seluas hampir 600.000 (enam ratus ribu) hektar.

Podcast Suara Kaoem Episode 5 dengan tema Memperingati HIMAS 2024, "Masyarakat Adat Terus Menanti RUU Masyarakat Adat", mengundang Muhammad Arman, Direktur Advokasi Kebijakan, Hukum, dan Hak Asasi Manusia AMAN.Ikuti terus update berita kami di:
website: http://www.kaoemtelapak.org

Media Sosial:
Instagram:   / kaoemtelapak  
Facebook:   / kaoemtelapak  
Twitter:   / kaoemtelapak