Jalan-jalan ke dalam Bangunan bersejarah Candra Naya peninggalan Keluarga Kho Kim An, Glodok Jakarta
AiTV News Online International AiTV News Online International
2.74K subscribers
22 views
1

 Published On Premiered Oct 31, 2022

Jalan-jalan ke dalam Bangunan bersejarah Candra Naya peninggalan Keluarga Kho Kim An, di Jalan Gajah Mada, Glodok Jakarta

Candra Naya adalah sebuah bangunan cagar budaya di daerah Jakarta, Indonesia, yang merupakan bekas kediaman keluarga Khouw van Tamboen, terutama Majoor der Chinezen Khouw Kim An (許金安), kepala bangsa Tionghoa di Batavia yang terakhir (1910-1918 dan diangkat kembali 1927-1942),[1] setelah Mayor Tan Eng Goan (陳永元) (1837-1865), Tan Tjoen Tiat (陳濬哲) (1865-1879), Lie Tjoe Hong (李子鳳) (1879-1895) dan Tio Tek Ho (趙德和) (1896-1908). Bangunan seluas 2.250 meter persegi ini memiliki arsitektur Tionghoa yang khas dan merupakan salah satu dari dua kediaman rumah mayor Tionghoa Batavia yang masih berdiri di Jakarta.[2] Kediaman mayor Tionghoa lainnya yang masih ada ialah bangunan "Toko Kompak" di Pasar Baru, bekas kediaman Mayor Tio Tek Ho. Bangunan yang didirikan pada abad ke-19 ini merupakan salah satu dari 3 bangunan berarsitektur serupa yang pernah ada di Jalan Gajah Mada, yaitu Jalan Gajah Mada 168 milik Khouw Tjeng Po (許清波), yang merupakan gedung Tiong Hoa Siang Hwee (中華商會) (Kamar Dagang Tionghoa) dan kini menjadi gedung SMA Negeri 2 Jakarta, Jalan Gajah Mada 188 milik Khouw Tjeng Tjoan (許清泉), yang kini dikenal sebagai gedung Candra Naya itu sendiri, dan Jalan Gajah Mada 204 milik Khouw Tjeng Kee (許清溪), yang pernah digunakan sebagai gedung Kedutaan Besar Republik Rakyat Republik Rakyat Tiongkok.[3][4]

Tidak ada catatan pasti yang menandakan tahun pendirian gedung Candra Naya, namun diperkirakan bangunan ini didirikan pada tahun Dingmao 丁卯 (tahun kelinc api), yaitu 1807, oleh Khouw Tian Sek untuk menyambut kelahiran anaknya, Khouw Tjeng Tjoan 許清泉, pada 1808. Atau, versi lain dari sejarah gedung ini adalah bangunan tersebut didirikan oleh Khouw Tjeng Tjoan pada 1867 yang juga merupakan tahun Dingmao 丁卯 (tahun kelinci api).

Khouw Tian Sek adalah seorang tuan tanah yang memiliki tiga putra dan masing-masing diberinya sebuah gedung. Salah satunya adalah Khouw Tjeng Tjoan yang mendapatkan gedung Candra Naya di Jalan Gajah Mada 188. Khouw Tjeng Tjoan, yang memiliki 14 istri dan 24 anak, menggunakan bangunan utama Candra Naya sebagai kantor dan bangunan belakang sebagai tempat tinggal. Bangunan tersebut kemudian diwariskan kepada putranya yang bernama Khouw Kim An 許金安 yang lahir di Batavia pada 5 Juni 1876. Gedung Candra Naya juga disebut sebagai "Rumah Mayor" karena Khouw Kim An diangkat sebagai mayor Tionghoa (majoor der Chineezen) pada 1910, setelah menjabat sebagai letnan Tionghoa (luitenant der Chineezen) pada 1905 dan kapitan Tionghoa (kapitein der Chineezen) pada 1908. Tugas mayor Tionghoa pada masa itu adalah mengurusi kepentingan masyarakat Tionghoa pada zaman Hindia Belanda. Khouw Kim An juga merupakan seorang pengusaha dan pemegang saham Bataviaasche Bank. Khouw Kim An mulai menempati gedung Candra Naya pada 1934, setelah sebelumnya tinggal di Bogor. Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, Khouw Kim An ditangkap dan dimasukkan dalam kamp konsentrasi hingga wafat di Cimahi pada 13 Februari 1945.[5]

Pada 1992, Candra Naya dijual kepada Modern Group yang dimiliki oleh Samadikun Hartono.[8] Pada awalnya, oleh pemiliknya, Candra Naya direncanakan untuk direlokasi ke Taman Mini Indonesia Indah,[7] namun Sutiyoso, Gubernur Jakarta pada 2003 tidak menyetujui usulan tersebut;[8] selain itu usulan atas pemindahan ini juga mendapat tentangan keras dari para pecinta bangunan tua yang tidak setuju sebuah bangunan heritage (pusaka) dipindahkan dari habitat aslinya, demi kepentingan bisnis semata. Pada Februari 2012, gedung utama (main building) Candra Naya yang berhasil diselamatkan dipugar dan menjadi bagian dari kompleks hunian dan komersial terpadu, Green Central City (GCC). Kompleks GCC tersebut juga terdiri dari apartemen dan hotel.[9] Di sekeliling superblok itu, berdiri 2 menara apartemen dengan total 844 unit, griya tawang (penthouse), ruang komersial, dan perkantoran. Semua ini mengitari Candra Naya.[7] Bangunan sayap (wings) kiri-kanan, begitu pun gazebo-nya, juga dibangun kembali setelah sebelumnya dibongkar total, sedangkan bangunan belakang (back building) yang berlantai dua dan mempunyai "sayap" di kiri-kanannya (lihat foto) tidak berhasil diselamatkan karena telah dibongkar untuk selamanya.

Di bagian belakang bangunan utama ini juga masih terdapat kolam ikan besar yang menyejukkan suasana berikut sederet kafe untuk bersantai.[7]

show more

Share/Embed