SERBA SERBI WAFAT KAUM BERIMAN
(Johan Ferdinand Wijshijer, Pr)
1. Saat kematian terjadi, setiap orang mendapat putusan pengadilan illahi. Masuk Surga kembali pada Allah Bapa atau Masuk Neraka bersekutu dengan setan. (KGK 1022) LANGSUNG! Seketika! Tidak pakai tunda 3 atau 7 hari apalagi 40 hari gentayangan dulu di dunia seperti mungkin pernah anda dengar. Jiwa beriman mungkin ada yang perlu dibebaskan dari dosa dahulu di api penyucian sebelum masuk surga kembali ke pangkuan Allah.
2. Kaum beriman terus mendoakan sesamanya yang sudah meninggal karena dua hal: pertama, karena Iman Kristus yang menyatakan bahwa yang percaya padaNya tetap hidup walaupun sudah mati. (Yoh 11:25-26) Sengaja tidak mendoakan kerabat yang wafat jangan-jangan kehilangan iman Kristus ini. Kedua, karena kita ikut Kristus (Kristen=pengikut Kristus). Yesus mendoakan Lazarus, sahabatnya yang sudah mati, (Yoh 11:41) kita juga tidak boleh abai mendoakan saudara, kerabat dan kenalan yang meninggal kalau kita sungguh pengIKUT Kristus.
3. Waktu yang tepat untuk mendoakan orang yang sudah berpulang ditentukan melalui kesepakatan di antara orang beriman. Secara resmi Gereja menetapkan tanggal 2 Nopember untuk semua jiwa beriman. Di Indonesia, Umat Katolik memberi makna hari-hari tertentu dari saat wafat seorang beriman, 3, 7, 40 hari dst. Ada juga kebiasaan umat melakukan sekar makam saat jelang Paskah, saat hari kematian atau saat ulang tahun almarhum.