Di sebuah desa yang damai, hiduplah seekor kambing bernama Si Putih. Si Putih dikenal oleh seluruh warga desa sebagai kambing yang cerdas dan penuh kasih. Ia selalu membantu kambing-kambing lain dan sering kali bermain dengan anak-anak desa.

Suatu hari, desa itu akan merayakan Hari Raya Idul Adha, hari di mana umat Islam melaksanakan ibadah qurban. Si Putih mendengar dari pemiliknya bahwa mereka sedang mencari kambing yang sehat dan kuat untuk dijadikan hewan qurban. Si Putih menyadari betapa pentingnya ibadah ini bagi pemiliknya dan seluruh warga desa.

Malam itu, Si Putih merenung di kandangnya. Ia berpikir tentang makna qurban dan bagaimana pengorbanan itu akan membawa kebahagiaan dan berkah bagi banyak orang. Dengan hati yang tulus, Si Putih memutuskan bahwa ia rela untuk menjadi hewan qurban. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk pemiliknya dan warga desa yang telah merawatnya dengan baik selama ini.

Keesokan harinya, Si Putih menghampiri pemiliknya dengan langkah yang mantap. Seolah-olah ia ingin mengatakan, "Aku siap." Pemiliknya, yang telah merasakan kasih sayang Si Putih selama bertahun-tahun, merasa haru dan bangga. Dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang, pemiliknya membawa Si Putih ke tempat penyembelihan.

Saat hari penyembelihan tiba, seluruh warga desa berkumpul. Mereka mengucapkan doa dan menyaksikan proses qurban dengan hati yang khusyuk. Si Putih disembelih dengan cara yang penuh kehormatan, sesuai dengan ajaran agama. Dagingnya dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, memberikan kebahagiaan dan berkah bagi banyak keluarga.

Cerita Si Putih pun menjadi legenda di desa itu. Semua orang mengenang kebaikan dan pengorbanan Si Putih dengan penuh rasa hormat. Ia menjadi simbol dari keikhlasan dan pengorbanan yang tulus, mengingatkan kita semua tentang pentingnya memberikan yang terbaik untuk orang lain, meskipun harus berkorban.

jangan lupa like coment dan subscribe
kang santri jr
#youtubeshorts #kisah #motivasisantri #santriofficial #ayokmondok