Alas Donoloyo, Wonogiri
Dwi Suryani Dwi Suryani
518 subscribers
41,357 views
240

 Published On Feb 20, 2019

Bagi sampeyan yang kebetulan orang Wonogiri tentu sudah akrab dengan cerita yang lebih dekat dengan legenda ini. Pohon jati yang konon ngambeg tersebut berada di Alas Donoloyo atau Ndonoloyo yang letaknya berada di selatan Slogohimo atau tepatnya di antara Sabirejo dan Watusomo, Wonogiri, Jawa Tengah.


Alas Donoloyo ini bukan sembarang hutan jati biasa atau pada umumnya. Konon, pohon jati di hutan keramat ini di tanam pada masa kerajaan Majapahit, itu artinya sekitar 700 tahun lalu. Maka tak mengherankan jika pohon di sini diameternya tiga kali rangkulan orang dewasa dan terkenal dengan kwalitasnya yang cukup baik.


Tentang asal-usul nama Donoloyo sendiri adalah mengambil nama orang yang pertama kali menanam pohon jati di areal ini, yakni Ki Ageng Donoloyo. Tokoh ini diyakini oleh masyarakat setempat adalah selain sebagai cikal bakal desa juga dulunya adalah seorang prajurit Majapahit yang melarikan diri ke tempat ini.


Ki Ageng Donoloyo adalah pribadi yang setia, saking setianya kepada raja dan ingin terus mengabdikan diri pada Majapahit yang ketika itu tertinggal dari rombongan, akhirnya memutuskan menetap di tempat ini yang kemudian menanam jati agar nantinya bisa di manfaatkan kerajaan Majapahit. Sayangnya, situasi politik berubah, Demak yang kemudian meneruskan Majapahit, namun bercorak Islam.


Sampai saat ini, wilayah Alas Donoloyo masih dikeramatkan masyarakat sekitar. Pasalnya, di sini terletak punden sebagai penanda tempat pertama kali pohon jati ditanam yang beberapa saat kemudian juga ditebang dan digunakan sebagai soko (penopang) untuk membangunan Masjid Demak.


Menurut cerita tutur secara turun temurun, banyak cerita aneh dan tak masuk akal terkait Alas Donoloyo saat mengambil kayu jati yang digunakan untuk pembangunan Masjid Demak. Konon, terlihat bayangan ujung pohon jati Donoloyo yang kelihatan di Demak, padahal jaraknya mencapai puluhan kilometer.


Konon, dulu para wali pernah mengambil salah satu pohon jati disini yang sedianya dibuat soko guru untuk masjid Demak Bintoro, kayu tersebut dipilih dan ditebang dan dihanyutkan melalui jalur bengawan Solo, sesampai di Demak kayu tersebut dianggap cacat oleh salah satu utusan keraton, dianggap cacat karena ada lubang. Dalam seketika kayu jati tersebut kembali ke tempat alas Donoloyo ini tempatnya tumbuh.Kayu tersebut sekarang masih ada wujudnya berada di hutan sisi barat pohon jati yang suka ngambeg atau njegot. Ya, oleh orang sini disebut Jati Mbegot, Jati Njegot, bahkan tak sedikit dengan menyebutnya Jati Brontak.


Mbegot dalam bahasa Indonesia bearati diam karena kecewa, begitu juga Njegot diam tanpa bicara, tanpa bergerak namun menyimpan amarah. Brontak artinya memberontak.

show more

Share/Embed