"HAH? EMANG PEREMPUAN BISA DISUNAT?!"

Jawabannya adalah YA dan itu disebut Female Genital Mutilation atau FGM. Nah FGM atau Sunat Perempuan merupakan suatu praktik pemotongan bagian klitoris atau pelukaan dalam bentuk goresan, cubitan, jepitan coin, sayatan, maupun patokan ayam. Praktik FGM ini biasanya menargetkan Perempuan usia 0-11 tahun. Praktik ini masih banyak dilestarikan di Indonesia karena alasan tradisi, budaya, dan agama. Selain itu, praktik FGM juga masuk dalam permasalahan utama SDGS poin 5 terkait equality gender yang menyoroti tentang praktik tradisional yang membahayakan bersamaan dengan praktik pernikahan dini

Berdasarkan data dari UNICEF, Separuh anak perempuan berusia di bawah 11 tahun atau sekitar 13,4 juta anak di Indonesia pernah disunat. Sementara itu menurut Permenkes RI Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa sunat perempuan tidaklah memiliki riset kebermanfaatan. Justru praktik sunat perempuan ini cenderung berpotensi melanggar Hak Asasi Perempuan dan Anak terkhususnya dalam The Right to be Free from Gender Discrimination, The Rights to Life and to Physical Integrity dan The Right of the Child.

Sebagai praktik yang berakar dari tradisi, permasalahan sunat perempuan terletak pada kesadaran keluarga. oleh karena itu, perlu suatu upaya edukasi yang masif guna menyadarkan keluarga akan bahaya dari sunat perempuan itu sendiri.

"Stop FGM Mulai dari Keluarga"

Anggota Tim Orion
Ketua : Esty Mei Shita
Anggota 1 : Aniqah Nuha Hamizah
Anggota 2 : Rosmeylla Afihan Amanda Putri
Anggota 3 : Salsabila Difa Tazkiya

Universitas Negeri Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Rony Siswo Setiaji, S.Pd., M.Pd.

#lidm2024 #posterdigital #kemendikbud #universitasnegeriyogyakarta #uny #divisiposterdigital